kievskiy.org

Peringatan 126 Tahun Mama Mei Kartawinata Digelar di Ciparay Bandung, Pendiri Aliran Kebatinan Perjalanan

Pasarean Mei Kartawinata di Kampung Karang Pawitan, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.
Pasarean Mei Kartawinata di Kampung Karang Pawitan, Desa Pakutandang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. /Pikiran Rakyat/Ikbal Tawakal

PIKIRAN RAKYAT - Sosok Mei Kartawinata dikenal sebagai tokoh pendiri sekaligus penyebar Aliran Kebatinan Perjalanan. Dia menyebarkan paham kepercayaan ini setelah mendapat wangsit di Subang pada 17 September 1972, yang kemudian disebarkan ke sebagian wilayah Indonesia, salah satunya ke Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Mei Kartawinata lahir di Bandung pada 1 Mei 1897, dalam rangka memperingati hari kelahirannya, organisasi Budi Daya, mengadakan acara bertajuk "Pangeling-ngeling Kalahiran Mama Mei Kartawinata Anu ka-126 Tahun" di Pasarean Mama Mei Kartawinata di Karang Pawitan, Pakutandang, Ciparay, Kabupaten Bandung pada 30 April 2023.

Wakil Ketua Taruna Organisasi Budi Daya, Indra Anggara mengatakan bahwa acara ini memang rutin digelar setiap tahunnya yang digelar. Para pengikut kepercayaan ini disebut penghayat.

"Jadi Mama Meikartawinata ini salah satu sesepuh yang menyebarkan ajaran Kasundaan atau kebatinan. Ini rutin dilaksanakan setiap tahun," katanya saat diwawancarai di sela acara.

Para penghayat mengikuti acara
Para penghayat mengikuti acara

"Sebetulnya Mama Mei Kartawinata lahir pada 1 Mei. Namun, kami memperingatinya pada 30 April atau dalam rangka mapag (menjemput) hari kelahiran Mama," ujarnya.

Indra menuturkan Pangeling-ngeling Mama Mei Kartawinata biasanya digelar pada malam hari, terlebih memang para pengikutnya kebanyakan bekerja sebagai petani atau peternak, sehingga mereka yang ikut sudah lepas dari pekerjaannya.

"Sebelum kegiatan dimulai ada ritual ngahening awal atau berdoa, kemudian dilanjut dengan menembangkan beberapa pupuh-pupuh karya Mei Kartawinata, lalu dilanjut dengan diskusi tentang ajaran dan sepak terjang beliau semasa hidup," katanya.

Menurut Indra, ilmu kebatinan bagi para penghayat disebut kudu bisa ngarasakeun nu aya serta karasa (harus bisa merasakan yang ada serta terasa).

"Jadi sebelum kita memahami suatu ajaran atau merasakan apa dari inti ajaran itu ya jangan percaya, jadi para penghayat di sini sudah merasakan apa yang sudah ditulis oleh Mama Mei Kartawinata," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat