kievskiy.org

Marak Kasus Bunuh Diri Akibat Depresi di Sukabumi, Psikolog: Bermuara karena Dampak Pandemi Corona

ILUSTRASI bunuh diri.*/ DOK PIKIRAN RAKYAT
ILUSTRASI bunuh diri.*/ DOK PIKIRAN RAKYAT /DOK. PIKIRAN RAKYAT

PIKIRAN RAKYAT - Aksi bunuh diri dipicu depresi seiring dampak wabah pandemi Covid-19 dikhawatirkan terus bertambah. Tercatat, dari bulan Juli, sebanyak lima orang warga di Sukabumi melakukan aksi gantung diri. 

Seperti aksi bunuh diri dengan cara gantung diri yang dilakukan AR (17) warga Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi pada Rabu, 12 Agustus 2020. 

Sehari sebelumnya, ada pria berinisial RU (34) warga Kecamatan Gunungguruh nekat memanjat tower listrik bertegangan tinggi karena ditagih hutang lalu melakukan percobaan bunuh diri. 

Baca Juga: Kabar Baik, Putri Presiden Rusia Disuntik Vaksin Corona Buatan Anak Buah Bapaknya, Begini Kondisinya

Korban gantung diri didominasi berjenis kelamin laki laki dan seorang perempuan berstatus ibu rumah tangga.

"Sebagian besar korban bunuh diri karena alasan depresi. Karena tidak mampu mengendalikan diri karena himpitan ekonomi, akhirnya mereka memilih secara tragis, bunuh diri," kata Ketua Tim Lembaga Konseling, Kesejahteraan dan Keluarga (LK3) Sukabumi, Joko Kristianto

Joko mengingatkan kasus bunuh diri akan terus terjadi. Bahkan tren semakin meningkat seiring dampak Covid-19. Corona masih terus membayang, terutama pada sendi-sendi ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Sebut Tenaga Kesehatan Diserang Gara-gara Kasus IDI-Jerinx SID, dr. Tirta: Ga akan Mengubah Fakta

"Dampak wabah pandemi corona bagi warga sangat luar biasa. Mereka depresi karena himpitan ekonomi yang terus membayang bayangi aktivitas sehari-hari," jelasnya.

"Dampaknya tidak hanya menghantam masyarakat golongan ekonomi lemah, tapi ekonomi mapan, " katanya sebagaimana diberitakan Mediapakuan.com sebelumnya dalam artikel "Dua Bulan, Kasus Bunuh Diri di Sukabumi Capai 7 Kejadian. Psikolog : Cemas Warga Lakukan Aksi Nekat".

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat