PIKIRAN RAKYAT - Belasan peternak domba di Kampung Kaputren, Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, kompak mengenakan jas hitam dan celana hitam, lengkap dengan pantofel. Mereka kemudian berjejer di pematang sawah dan menyabit rumput untuk pakan ternaknya.
Beberapa peternak perempuan, sementara itu, mengenakan kebaya dan selendang. Mereka berdiri di antara peternak pria.
Karung untuk wadah rumput tersimpan di samping mereka, sedangkan tangan kanan mereka memagang arit. Mereka berlomba mencari rumput hijau untuk ternak peliharaannya.
Meski berpakaian rapi, para peternak itu tetap luwes saat menyabit rumput. Rumput yang didapat kemudian dibawa untuk untuk pakan peliharaanya. Usai memberi makan ternak, mereka berlenggok di depan peserta lain dan juri sambil menuntun dombanya masing-masing.
Dengan pakaian seperti itu, para peternak yang sedang ngarit ini seolah-olah bukan tukang ngarit yang setiap hari mencari rumput di pematang sawah dan kebun.
Para peternak itu berpakaian necis untuk memeriahkan Ngarit Award yang dihelat di Kampung Kaputren, Majalengka, setahun sekali.
Ngarit Award adalah event tahunan yang sudah berlangsung selama tiga tahun. Dalam pelaksanaannya, Ngarit Award melibatkan para pemilik domba di kampung tersebut.
"Ini sebagai ajang promosi bagi masyarakat yang butuh kambing untuk kurban nanti. Alhamdulillah, dari tahun ke tahun ada perkembangan, baik dari sisi jumlah maupun kualitas domba," kata Panitia Pelaksana Amien Halimi.