PIKIRAN RAKYAT - Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu menjadi sorotan publik karena diduga menganut aliran sesat. Baru baru ini, Muhammad Ikhsan, salah satu alumni Al Zaytun bercerita tentang pengalamannya menjadi santri Al Zaytun.
Panji Gumilang membantah semua tuduhan yang menyebut Al Zaytun tidak mewajibkan shalat, ibadah puasa, ibadah haji, dan memperbolehkan berzina karena dosanya bisa ditebus dengan uang.
"Saya bukannya membela Panji Gumilang, tapi saya ingin menerangkan seterang-terangnya dan sejujur-jujurnya," kata Muhammad Ikhsan dalam acara Catatan Demokrasi di YouTube tvOneNews.
Ikhsan menegaskan bahwa semua tuduhan yang disebut Ken Setiawan, mantan tokoh Negara Islam Indonesia (NII) adalah tidak benar.
Baca Juga: Menegangkan, Detik-detik Pria Ini Terjebak di Perosotan Air Gegerkan Dunia Maya
"Praktek itu tidak diaplikasikan ke santri, atau yang bersekolah di Al Zaytun. Jadi itu bukan di Al Zaytun. Di Al Zaytun nggak ada praktek yang demikian, tuduhan Mas Ken tidak ada yang betul, apalagi tuduhan yang mengatakan bahwa jika membayar Rp2 juta, dipersilahkan zina," ujarnya.
Sebagai alumni Al Zaytun, Ikhsan mengaku sakit hati dengan tuduhan yang menyerang almamaternya. "Itu tuduhan yang paling mengerikan buat kami, itu membuat kami sakit hati sekali, kami sebagai alumni yang pernah belajar 6 tahun di sana," ujarnya.
Selama 6 tahun belajar di Al Zaytun, Ikhsan diajarkan syariat-syariat Islam dengan benar. Namun, Ikhsan mulai merasakan keanehan setelah lulus dari Al Zaytun, tepatnya pada tahun 2018 hingga 2019.
"Selama 6 tahun belajar, syariat Islam itu diajarkan di Al Zaytun. Namun setelah saya lulus, saya mulai memperhatikan beberapa pengurus dan pertinggi di sana dari tahun 2018 atau 2019, mereka udah joget-joget dan nyanyi-nyanyi Yahudi itu saya sudah perhatikan," tuturnya.