PIKIRAN RAKYAT - Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat berupaya meningkatkan penyerapan tenaga kerja migran. Mengingat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat relatif masih tinggi, yakni di angka 7,89 persen.
Kepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, angka TPT itu berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023. Untuk memperbesar keterserapan penduduk usia kerja, Disnakertrans melakukan harmonisasi penempatan pekerja migran.
"Di antaranya dengan meningkatkan kompetensinya melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), memberikan kesempatan tenaga kerja untuk dapat belajar langsung melalui pemagangan, melalui lembaga SO (sending organization) yang sudah memiliki izin resmi," kata Rachmat Taufik di Bandung.
Baca Juga: BRImo Error Hari Ini 1 Juli 2023, BRI Beri Penjelasan
Selain itu, Disnakertrans juga berupaya memperbesar keterserapan penduduk usia kerja dengan cara menyalurkan tenaga kerja ke luar negeri secara prosedural. Penyalurannya itu dilakukan melalui Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI).
"Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini negara Jepang sudah menerapkan skema penempatan specified skill worker (SSW). Itu menjadi kesempatan yang sangat berharga apabila dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya," kata Rachmat Taufik.
Kepala Bidang Penempatan Perluasan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Jabar Hendra Kusuma Sumantri menjelaskan, skema penempatan SSW atau pekerja berketerampilan spesifik ke Jepang itu meliputi 14 bidang pekerjaan.
Baca Juga: 1.440 Balita di Bekasi Terindikasi Obesitas
Yang paling banyak, ialah di bidang manufaktur, pertanian, dan keperawatan. Berdasarkan informasi dari P3MI, sekitar 30 persen dari penempatan pekerja migran Indonesia ke Jepang berasal dari wilayah Jabar.