/photo/2023/10/24/1183161283.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Produksi dan panen cabai di Tatar Galuh Ciamis anjlok, diduga lantaran harga komoditi pertanian tersebut melambung. Salah satu pemicunya, yakni berkurangnya tanaman yang produktif akibat kemarau panjang.
“Banyak tanaman yang kurang produktif, hasil panen tidak maksimal akibat terbatasnya pasokan air. Anjlok sekira 50 persen dari kondisi normal. Jadi produksi atau panen turun, otomatis harga naik karena barang terbatas,” kata Ketua Kelompok Tani Cabai Karangsari, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Pipin Arip Apilin kepada Pikiran-Rakyat.com.
Saat ini, produksi cabai di sentra cabai Ciamis yakni Kecamatan Sukamantri, turun hingga 50 persen. Saat kondisi normal, produksi berbagai jenis cabai mencapai 2-3 ton per hari, tetapi kini hanya 1-1,5 ton.
Selain di Sukamantri, kondisi serupa juga banyak ditemukan di kecamatan lain yang juga banyak lahan cabai, seperti Kecamatan Panjalu, Cihaurbeuti, Kawali, Banjarsari, dan sekitarnya.
Baca Juga: Kecelakaan Tunggal di Puncak Cianjur Sebabkan 4 Santri Meninggal Dunia
Berkurangnya produksi cabai, tidak hanya diakibatkan keterbatasan air, tetapi juga disebabkan banyak areal yang baru ditanam cabai atau petani tengah mengolah lahan untuk persiapan tanam.
Di Sukamantri, tutur Pipin, terdapat sekira 120 hektare lahan cabai, dengan jumlah yang produktif hanya 20 hektare. Sedangkan yang sedang ditanami atau belum produktif sekira 40 hektare, lainnya masih dalam tahap mengolah lahan.
“Yang penting tanaman masih bisa disiram, meski airnya terbatas. Musim kemarau sekarang ini memang produksi anjlok signifikan, karena luas tanaman produktif berkurang banyak. Saya sendiri juga sedang menyemai benih,” katanya.
Harga Terbaru Cabai di Ciamis
Pipin menambahkan, saat ini di tingkat petani, harga cabai merah besar hanya Rp22.000 per kilogram, merah keriting Rp32.000 per kilogram. Sementara cabai rawit merah Rp45.000 per kilogram dan cabai rawit hijau hanya Rp8.000–Rp9.000 per kilogram.