kievskiy.org

Tempat Wisata Panyaweuyan Majalengka Sepi Pengunjung, Tukang Kopi Menjerit Cuma Laku Segelas dalam Sehari

Kondisi tempat wisata Terasering Panyaweuyan di Majalengka yang tandus akibat kemarau panjang.
Kondisi tempat wisata Terasering Panyaweuyan di Majalengka yang tandus akibat kemarau panjang. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Tempat wisata Terasering Panyaweuyan di Desa Sukasari Kaler, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, yang selama ini menjadi pusat kunjungan wisata dari bebagai daerah karena hijaunya terasering dengan tanaman bawang daun, kini kering kerontang, gundul, dan gersang. Tidak ada tanaman sayuran apa pun di sana. Sejauh sapuan mata, yang terlihat hanya tebing terasering yang tandus dan pepohonan yang daunnya mulai berguguran. 

Petani setempat memanfaatkan lahan itu sepenuhnya untuk menanam palawija. Saat ini, sebagian besar lahan sudah mulai diolah. Rumput–rumput kering mulai dibersihkan agar begitu datang curah hujan, lahan terasering sudah bisa ditanami palawija.

Meski begitu pemandangan alam terasering tetap ada dan bisa dinikmati bagi pengunjung yang biasa menikmati alam terbuka. Beberapa lahan terasering sudah diolah agar siap ditanami. Dari kejauhan, tampak guratan–gutaran tanah kecoklatan cukup indah.

Hanya saja, suhu sedikit panas dan tidak sesejuk biasanya walaupun lokasinya berada di kaki Gunung Ciremai. Panas kian terasa pada siang hari karena tidak ada tempat berteduh selain di warung–warung yang berjejer di pinggir jalan yang sempit.

Baca Juga: Gedung Tourism Information Center and Store Majalengka Tak Terawat, Pemeliharaan Baru Dimulai 2024

Sepi pengunjung

Menurut keterangan sejumlah pemilik warung, beberapa bulan terakhir pengunjung sangat sepi. Pengunjung yang datang hanya beberapa orang. Berkurangnya jumlah pengunjung diduga karena hilangnya pemandangan hijau di terasering.

“Yang datang mampir ke warung sekarang paling satu-dua orang, bahkan pada Senin, 23 Oktober 2023, hanya laku satu gelas kopi seharga Rp3.000. Untuk sewa lapak sehari saja sudah tekor,” sebut Iwanudin, salah satu pemilik warung di kawasan itu.

Sebelum Idulfitri, omzet penjualan dalam sehari bisa mencapai Rp300.000. Pendapatan sebesar itu bisa membayar sewa lapak dan membayar retribusi serta uang kebersihan sebesar Rp20.000 per minggu.

Tandusnya tempat wisata Terasering Panyaweuyan di Majalengka menyebabkan menurunnya jumlah kunjungan pengunjung.
Tandusnya tempat wisata Terasering Panyaweuyan di Majalengka menyebabkan menurunnya jumlah kunjungan pengunjung.

Akibat sepinya pengunjung, menurut Iwanudin dan Yuyun, wajar jika sekarang banyak pemilik warung yang berhenti berjualan untuk sementara waktu. Jika dipaksakan berjualan, dikhawatirkan biaya operasional tidak tertutupi. Terlebih bagi mereka yang menyewa kios dengan mahal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat