kievskiy.org

DP3AKB Jabar: Tak Hanya Korban KDRT, Latar Belakang Pelaku Juga Patut Diungkap

Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga.
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. /Pexels/Aleksandr Burzinskij

PIKIRAN RAKYAT - Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang saat ini viral, yang menimpa seorang dokter turut menjadi tanya. Profesi dokter yang dinilai memiliki nalar yang mumpuni, tetapi memilih bertahan dalam suatu hubungan yang tidak sehat.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi (DP3AKB) Jawa Barat dr Siska Gerfianti menuturkan, sebagai sesama dokter secara pribadi belum berkomunikasi karena korban masih trauma.

Pada umumnya, dr Siska melihat fenomena tersebut karena korban ingin melindungi anak-anak agar tidak terjadi perceraian dan sembari berekspektasi pasangan akan jauh lebih baik.

Akan tetapi pada kenyataannya, situasi semakin berbahaya sehingga memutuskan tindakan yang lebih tegas dan menyelamatkan diri dan anak-anaknya.

Baca Juga: Berani Lapor KDRT, Saatnya Masyarakat Setop Menoleransi Kekerasan

"Dan korban sudah bersama ketiga anaknya dan masih dalam pendampingan relawan P2TP2A, UPTD PPA wilayah 1 yang membawahi Kecamatan Cibinong tempat domisili dokter Qory," ucapnya, Minggu, 19 November 2023.

Di sisi lain, dr Siska menyoroti informasi di media massa maupun media sosial jika terjadi KDRT kerap banyak mengekspos korban yang menderita.

"Seharusnya digali juga pelakunya,dasar utama lelaki melakukan kekerasan adalah 7P jika saya merujuk psikolog kami di DP3AKB," kata dr. Siska.

"Jadi pada intinya harus lihat dari sisi pelaku, jangan dilihat dari sisi korbannya," kata dr Siska menegaskan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat