PIKIRAN RAKYAT - Yayan Risdianto (48), anggota KPPS di TPS 16, Kelurahan Cijoho, Kecamatan Kuningan, meninggal dunia pada Jumat, 16 Februari 2024 atau tiga hari setelah pemungutan suara Pemilu 2024. Dia meninggal diduga akibat kelelahan dalam melaksanakan tugas di TPS.
Dedi Magrib (57), tetangga Yayan, mengatakan bahwa sebelumnya Yayan tidak menampakkan punya keluhan. Namun, pada Jumat malam, dia dibawa ke salah satu rumah sakit swasta terdekat lantaran pingsan.
“Pak Yayan diduga meninggal dalam perjalanan atau baru sampai di rumah sakit. Dia belum
mendapat perawatan pihak rumah sakit,” kata Dedi, Minggu, 18 Februari 2024.
Penjabat Bupati Kuningan, Iip Hidayat, memimpin upacara pelepasan jenazah Yayan menuju
pemakaman di sekitar Kelurahan Cijoho, Sabtu, 17 Februari 2024. Dia mengatakan, Pemkab
Kuningan memberikan santunan bagi keluarga Yayan sebesar Rp42 juta.
Sebelumnya, Pemkab Kuningan menyediakan anggaran untuk 36 ribu petugas pemilu,
termasuk KPPS, dari jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan sosial tersebut tujuannya untuk melindungi petugas pemilu yang sakit dan meninggal dunia.
“Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan turut belasungkawa atas meninggalnya
Pak Yayan. Intinya, beliau telah berjuang untuk negara,” kata Iip.
27 petugas KPPS meninggal dunia
Kementerian Kesehatan mencatat, hingga Jumat, 16 Februari 2024, sebanyak 27 petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia pada pelaksanaan Pemilu 2024.
"Sampai saat ini, tercatat 27 kasus kematian yang dilaporkan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, Jumat, dikutip dari Antara.
Sebaran petugas KPPS yang meninggal dunia itu ditemukan di sejumlah daerah antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.
Berdasarkan data yang dihimpun hingga Jumat pukul 14.00 WIB, sakit jantung menjadi faktor penyebab kematian terbanyak para KPPS dengan jumlah 9 orang.***