kievskiy.org

Cerita Warga Saat Ciamis Dilanda Angin Puting Beliung, Suasana Mencekam dan Ratusan Rumah Rusak

Seorang warga Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis tengah memperbaiki genteng atap rumah yang rusak akibat diterpa hujan badai, Selasa, 27 Februari 2024. Ratusan rumah di wilayah tersebut rusak ringan sedang dan berat.
Seorang warga Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis tengah memperbaiki genteng atap rumah yang rusak akibat diterpa hujan badai, Selasa, 27 Februari 2024. Ratusan rumah di wilayah tersebut rusak ringan sedang dan berat. /Pikiran Rakyat/Nurhandoko Wiyoso

PIKIRAN RAKYAT - Hujan badai melanda wilayah Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis. Sedikitnya 125 rumah yang tersebar di tiga dusun rusak.

Pantauan Pikiran Rakyat di lokasi kejadian Selasa, 27 Februari 2024 warga tengah memperbaiki atap rumah masing-masing yang rusak tersapu angin. Sejumlah anggota BPBD bersama Tagana sibuk menyingkirkan pohon tumbang yang menimpa rumah maupun madrasah.

Di kebun banyak pohon berukuran besar tumbang masih dibiarkan. Sedangkan yang menutup badan jalan sudah disingkirkan.

Peristiwa hujan disertai angin puting beliung tersebut terjadi pada Senin, 26 Februari 2024 sekira pukul 16.30 WIB. Sebelum kejadian cuaca panas, tetapi dalam waktu singkat berubah mendung disusul hujan angin. Kuatnya tiupan angin puting beliung bersamaan dengan hujan deras membuat suasana mencekam. Terlebih juga disertai dengan suara cuitan angin.

Warga RT 3 RW 3 Mangkubumi, Abdul Salam (36) mengungkapkan, bersama dengan keluarga di dalam rumah pada saat kejadian. Mereka takut ketika mendadak turun hujan disertai angin puting beliung, dan suara desiran angin yang kuat. Tidak hanya air, tetapi juga merasakan seperti butiran es.

"Suasananya mencekam, di luar terlihat putih semua Tidak hanya air, malahan juga seperti butiran es. Spontan kami takbir berkali-kali, tetangga juga demikian," ujar Abdul Salam ketika ditemui kontributor Pikiran Rakyat Nurhandoko Wiyoso.

Di sela memperbaiki atap rumah yang rusak, dia menambahkan hujan badai berlangsung sekira 15 menit. Setelah hujan reda, warga langsung keluar rumah, melihat kondisi lingkungan.

Rumpun bambu, pohon jengkol, hingga pohon durian di belakang rumah relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Mangkubumi itu tumbang. Tembok rumah bagian samping dan belakang retak.

"Tidak hanya pohon di belakang rumah tumbang, tembok rumah juga retak. Saya khawatir karena bagian yang retak tersebut tidak ada beton penguat," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat