kievskiy.org

UKT Mahal, Anak Tukang Galon di Bekasi Gagal Kuliah

Ilustrasi biaya pendidikan
Ilustrasi biaya pendidikan /Pixabay/mohamed_hassan

PIKIRAN RAKYAT - Kisah sedih harus dialami Haritz Muzaki (17), calon mahasiswa asal Desa Muktiwari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Mimpi besarnya untuk kuliah kandas lantaran tidak mampu membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri di Karawang.

Haritz mengaku sebelumnya telah mengikuti ujian masuk di Universitas Singaperbangsa Karawang. Setelah keluar hasilnya, alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tambelang itu dinyatakan lulus. Namun, hasil itu tidak serta membuatnya melenggang mulus menjadi mahasiswa karena tidak mampu membayar UKT.

"Alhamdulillah saya diterima PTN Unsika Karawang, saya pengin lanjut belajar dengan kuliah. Tapi orangtua belum sanggup membayar UKT," katanya, Senin, 14 Mei 2024.

Haritz merupakan anak dari seorang buruh mengangkut galon isi ulang di Bekasi. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terkadang dirinya harus membantu keluarga dengan mencari botol air mineral bekas di jalanan.

Ketika mengisi formulir di kampus beberapa waktu lalu, Haritz diminta mencantumkan pendapatan orangtuanya. Dengan pekerjaan itu, Haritz lantas mencantumkan gaji orangtuanya sebesar Rp2 juta per bulan.

Selanjutnya, setelah proses seleksi berlangsung, Haritz lantas tercantum sebagai calon mahasiswa dengan nominal UKT kategori lima yakni sebesar Rp5,4 juta. Kendati terbilang rendah bagi sebagian orang, nominal tersebut rupanya cukup memberat bagi Haritz dan keluarga.

Dia beserta kedua orangtuanya sempat mengusahakan untuk bisa membayar UKT, mulai dari menambah jam kerja hingga berusaha meminjam uang ke saudara maupun kerabat dekat. Hanya saja, usaha tersebut belum membuahkan hasil.

“Ya memang kadang untuk makan saja pinjam dulu ke tetangga, tapi saya dan orangtua sempat usaha ke sana, ke mari, tambah-tambah pekerjaan. Tapi belum berhasil, padahal kalau dibilang ingin mah jelas ingin sekolah lagi, kuliah,” ucap dia.

Belakangan, ada salah seorang dermawan yang menemui Haritz dan bersedia membayar UKT. Namun, lagi-lagi kisah beruntung dihadapi Haritz. Lantaran saat hendak membayar UKT, batas pembayarannya telah ditutup.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat