kievskiy.org

Cegah Kasus Keracunan, Pemantauan Kesehatan Jajanan Anak Sekolah di Cimahi Ditingkatkan

Ilustrasi pasien keracunan makanan dirawat di rumah sakit.
Ilustrasi pasien keracunan makanan dirawat di rumah sakit. /Antara/M Ali Khumaini

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kota Cimahi meningkatkan pemantauan terhadap jajanan anak di beberapa sekolah di Kota Cimahi. Hal itu dilakukan untuk mencegah kejadian kasus keracunan jajanan sekolah yang marak terjadi untuk melindungi kesehatan.

Untuk memastikan hal tersebut, digelar Pembinaan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PKAS) tingkat SD dan SMP di gedung Cimahi Techno Park Jalan Baros Kota Cimahi, Senin, 3 Juni 2024. Kegiatan dihadiri perwakilan sekolah dan pengelola kantin sekolah di SD-SMP se-Kota Cimahi.

Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi Sekki Intania menyatakan hingga kini belum ada laporan kasus keracunan makanan jajanan anak sekolah di Kota Cimahi.

"Data kasus keracunan saat ini belum ada dari jajanan anak sekolah di Kota Cimahi. Meski demikian, kita harus sama-sama meningkatkan pengawasan dan pemantauan memastikan jajanan yang dikonsumsi anak-anak sekolah aman untuk kesehatan," ujarnya.

Sekki menyatakan, Dinas Kesehatan Kota Cimahi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Cimahi melakukan pengambilan sampel makanan dan jajanan di lingkungan sekolah dan dilakukan uji coba di laboratorium.

"Targetnya satu sampai dua bulan kita coba pengambilan sampel sampai selesai diuji coba. Pembinaan bagian dari rangkaian kegiatan tersebut agar lingkungan sekolah lebih paham akan jajanan anak sekolah yang harus sehat dan aman saat dikonsumsi," ucapnya.

Berdasarkan data statistik Kementerian Kesehatan, kasus keracunan akibat pangan merenggut nyawa 15 orang atau berdasarkan statistik angka kematian (case fatality rate) yakni 0,31 persen. Terdapat 4.792 kasus keracunan pangan hingga 16 Oktober 2023, dengan total Kasus Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP) sebanyak 96 kasus.

Kasus keracunan pangan tertinggi di Provinsi Jawa Barat dengan total kasus mencapai 1.679, diikuti Jawa Tengah sebanyak 1.082 kasus, dan Jawa Timur 701 kasus.

Untuk KLB KP tertinggi di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta dan Jawa Barat sebanyak 19 kasus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat