kievskiy.org

Jabar Wave, Inovasi Ilham Habibie untuk Revolusi Industri dan Budaya Jawa Barat

Ilham Akbar Habibie (kiri) di Aula Pikiran Rakyat bersama Direktur Utama Pikiran Rakyat Tia Yuniarti dan Pemimpin Redaksi II Hazmirullah pada Kamis 4 Juli 2024.
Ilham Akbar Habibie (kiri) di Aula Pikiran Rakyat bersama Direktur Utama Pikiran Rakyat Tia Yuniarti dan Pemimpin Redaksi II Hazmirullah pada Kamis 4 Juli 2024. /Pikiran Rakyat/Mochamad Iqbal Maulud

PIKIRAN RAKYAT - Konsep komersialiasi berbagai aspek budaya dan teknologi yang diusung Korea Selatan yang lebih dikenal dengan 'Korean Wave', akan coba diterapkan di Jawa Barat.

Meski belum ada nama yang khusus, namun Bakal Calon Gubernur Jabar Ilham Akbar Habibie akan menerapkan konsep ini jika terpilih. Nama awalnya adalah 'Jabar Wave' yang kurang lebih meniru apa yang dilakukan Korsel.

Hal tersebut disampaikan Ilham saat berkunjung ke Kantor Pikiran Rakyat, di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung pada Kamis 4 Juli 2024.

Kualitas SDM

Menurut Ilham kualitas SDM menjadi penting untuk mengoptimalkan gerakan ini. Bahkan, Ilham menilai yang dimajukan tidak hanya bidang industri saja. Namun bidang pertanian, fesyen, musik, kebudayaan lokal hingga kuliner akan ikut juga digarap.

Pada bidang fesyen misalnya kata Ilham, Industri tekstil di Jawa Barat harus bisa membuat pakaian super cepat. Atau bisa disebut dengan hyper fast fashion yang lebih cepat daripada brand-brand seperti Zara, Uniqlo atau H&M.

"Kita harus memiliki brand tersendiri yang nantinya bisa diekspor. Bahkan sejak awal design hingga sampai di toko-toko pakaian jangan terlalu lama, cukup satu bulan lamanya. Ini sedang musim, anak-anak zilenial mengenal brand seperti Forever 21 dan Shine, ini produk sangat cepat sekali beredar," katanya.

Bahkan kata Ilham, penggunaan Bandara Kertajati bisa dioptimalkan untuk mendukung fesyen cepat tersebut. Biasanya tekstil ini lewat perahu dan membutuhkan waktu yang lama dalam perjalanan. "Padahal jika pakai pesawat kargo harganya lebih murah dan bisa cepat sampai tujuan," katanya.

Selama ini kata Ilham, industri tekstil di Indonesia kebanyakan hanya menjadi pembuat. Semisal seperti tukang menjahit saja, padahal jika memiliki brand lalu diekspor maka keuntungannya akan berlipat.

Seperti diketahui pula banyak merek-merek pakaian ternama di dunia, dijahit di Indonesia. Sedangkan penjualan kain pun harus bersaing dengan barang-barang impor. "Tekstil itu bukan industri ketinggalan zaman, bahkan negara maju seperti Jerman, Amerika terdapat industri tekstilnya," katanya.

Pada bidang musik pun Ilham mengaku akan coba mengembangkannya. Jika Korsel memilki Kpop dan grup musik terkenalnya adalah BLACKPINK misalnya, bukan tidak mungkin Jabar punya JBpop.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat