kievskiy.org

Apa Itu Hari Tasyrik Setelah Idul Adha? Begini Asal-usul hingga Keistimewaannya

Indonesia dipastikan tidak akan menggunakan tambahan kuota haji sebanyak 10.000 yang diberikan Pemerintah Arab Saudi.
Indonesia dipastikan tidak akan menggunakan tambahan kuota haji sebanyak 10.000 yang diberikan Pemerintah Arab Saudi. /Pikiran Rakyat/M Arief Gunawan

PIKIRAN RAKYAT – Dalam rangkaian perayaan Idul Adha, dikenal adanya hari tasyrik yang merupakan 3 hari setelah Hari Raya Kurban pada 10 Zulhijah.

Selama hari tasyrik tersebut, umat Muslim dianjurkan untuk tidak berpuasa.

Pada zaman dahulu, hari tasyrik digunakan masyarakat Arab Saudi untuk menjemur daging yang diperoleh dari ibadah kurban.

Kata tasyrik dalam bahasa Arab berkonotasi dengan makna mengeringkan sesuatu. Oleh karena itu, 3 hari setelah perayaan Idul Adha lantas dinamakan hari tasyrik.

Baca Juga: Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban Saat Idul Adha, Ada 4 Tahap Penting

Pendapat lain mengatakan bahwa kata tasyrik berasal dari kata syuruq yang memiliki makna terbit. Ini berasal dari tradisi yang mengatakan bahwa hewan kurban tak boleh disembelih sampai waktunya matahari terbit pada Idul Adha.

Hari tasyrik juga menjadi hari saat ibadah haji disempurnakan dengan bermalam di Mina. Pada momen itulah jemaah haji uga melaksanakan lempar jumrah serta tawaf terakhir di Masjidil Haram.

Hari tasyrik merupakan salah satu dari banyak waktu yang dimuliakan oleh Allah SWT. Berikut firman tentang keistimewaan hari tasyrik.

“Bertasbihlah kepada Allah pada hari-hari yang telah ditentukan. Tetapi barang siapa yang tergesa-gesa pergi dalam dua hari, maka tidak mengapa baginya, dan barang siapa yang tetap tinggal, tidak mengapa baginya, jika tujuannya adalah untuk berbuat kebaikan. Maka bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu akan dikumpulkan kepada-Nya,” (QS. Al-Baqarah: 203).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat