kievskiy.org

Profil Jalaludin Rumi Sufi dan Ulama Besar di Persia Beserta Daftar Karyanya

Masjid di Qonya. Qonya adalah tempat asal Jalaludin Rumi.
Masjid di Qonya. Qonya adalah tempat asal Jalaludin Rumi. /Pixabay/Mehmet Efendi

PIKIRAN RAKYAT - Jalaludin Rumi adalah seorang penyair sufi Persia sekaligus menjadi ulama besar di Balkh atau Persia Raya pada abad ke-13.

Riwayat hidup

Ia lahir pada di Balkh, Afghanistan pada tanggal 30 September 1207. Tepatnya Rumi lahir di desa Wakhsh, merupakan sebuah kota kecil yang di dekat sungai Wakhsh di Persia. Ia memiliki nama panjang yaitu Jalal ad-Din Mohammad Rumi atau yang sering dikenal dengan panggilan Rumi.

Rumi memiliki ayah yang di mana ayah nya tersebut masih keturunan dari Abu Bakar bernama Bahauddin Walad, sedangkan ibunya Mumina Khatun yang berasal dari keluarga kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi adalah seorang guru yang terkenal di Balkh, dan cendekiawan yang saleh, berpandangan ke depan.

Pada saat Rumi berusia tiga tahun, keluarganya meninggalkan Balkh melalui Khurasan dan Suriah, sampai ke Provinsi Rum di Anatolia tengah yang masih menjadi bagian Turki. Hal ini disebabkan oleh terancamnya oleh serbuan Mogol antara tahun 1215 dan tahun 1220.

Baca Juga: Kisah Indonesia Berlaga di Piala Dunia 1938

Mereka bermigrasi dan berpindah-pindah menuju ke tanah Muslim, termasuk ke Baghdad, Damascus, Erzincan, Malatya, Sivas, Kayseri dan Nidge. 

Mereka sekeluarga akhirnya menetap di Qonya, ibu kota dari Rum. Dalam pengusirannya tersebut, keluarganya sempat singgah di kota Nishapur yang merupakan tempat kelahiran penyair ahli matematika yaitu Omar Khayyam.

Di kota inilah Rum bertemu dengan Attar yang meramalkan anak pengungsi ini kelak nantinya akan menjadi masyhur yang akan menyalakan api gairah ketuhanan.

Pada tahun 1244 M, Rumi bertemu dengan Syekh spiritual, Syamsuddin dari Tabriz yang mengubahnya menjadi sempurna dalam ilmu tasawuf. Namun kemudian Syamsuddin meninggal, lalu Rumi bertemu dengan Husamuddin Ghalabi dan mengilhaminya untuk menuliskan pengalaman spiritualnya dalam karya monumentalnya yaitu Matsnawi-ye Ma’nawi. Yang kemudian ia mendiktekan karyanya itu kepada Husamuddin sampai akhir hayatnya pada tahun 1273 M.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat