PIKIRAN RAKYAT - Puasa merupakan salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Muslim pada bulan Ramadhan, terutama bagi mereka yang telah memasuki usia balig.
Terdapat beberapa kategori yang diperbolehkan untuk tidak menunaikan puasa pada bulan Ramadhan. Salah satu di antara kategori tersebut, yaitu orang yang sakit atau yang usianya sudah tua dan dianggap tidak mampu lagi menunaikan ibadah puasa.
Meskipun begitu, bagi mereka yang sakit tetap diwajibkan untuk mengganti puasa tersebut. Sementara itu, bagi yang sudah tidak lagi mampu berpuasa, diwajibkan untuk menggantinya dengan membayar fidiah.
Lantas muncul sebuah pertanyaan, bolehkah mengqada puasa orangtua yang masih hidup maupun yang sudah meninggal?
Baca Juga: Puasa Ramadhan 2023: Berikut Tata Cara Mandi Wajib dan Bacaan Niatnya
Mengenai qada puasa orangtua yang masih hidup, akan tetapi sudah tak mampu menggantinya dikarenakan suatu uzur (sering sakit-sakitan), maka dalam Islam, diberikan kemudahan demi mengganti puasa yang ditinggalkan. Adapun caranya yaitu dengan membayar fidiah bukan mengqada puasa orangtua yang dilakukan oleh anak.
… فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ … [البقرة (2): 184].
“… maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidiah, yaitu memberi makan orang miskin …” [QS al-Baqarah (2): 184].
Di sisi lain, terkait melakukan qada puasa bagi orangtua yang telah meninggal dunia, maka Rasulullah dalam sabdanya hal tersebut merupakan sebuah perintah darinya.