kievskiy.org

Hukum Puasa Dzulhijjah dan Keutamaannya Berdasarkan Hadis Nabi

Ilustrasi puasa Arafah.
Ilustrasi puasa Arafah. /Pixabay/Serdar_a

PIKIRAN RAKYAT - Dzulhijjah menjadi salah satu bulan yang dinanti bagi umat Islam. Pasalnya, bulan tersebut merupakan satu dari empat bulan haram dalam Islam.

Terdapat amalan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah berpuasa pada 9 hari pertama Dzulhijjah.

Kendati merupakan amalan sunnah, tapi puasa di bulan tersebut memiliki keutamaan. Bahkan pada hari Arafah, umat Islam yang tidak berhaji dianjurkan untuk berpuasa Arafah.

Puasa tersebut dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, saat jemaah haji wukuf di Arafah. Namun umat Islam mesti mengetahui, ada hari dilarang berpuasa yakni pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah atau disebut hari Tasyrik.

Baca Juga: Rp504 Triliun Uang Kedaulatan dari Belanda Bisa untuk Bangun 100 Stadion Semegah JIS

Menghapus dosa dua tahun

Puasa Arafah menjadi amalan sunnah yang dianjurkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Puasa tersebut bisa menghapus dosa dua tahun.

Dalam hadis riwayat Muslim nomor 1162, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya: Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat