kievskiy.org

DPR Soroti Masalah Transportasi, Katering, dan Pemondokan, Haji Ramah Lansia Jangan Cuma Tagline

Selly Andriany Gantina bersama Jemaah haji asal Kabupaten Cirebon di Sektor 3 Syisyah, Kota Mekkah, Minggu 25 Juni 2023.
Selly Andriany Gantina bersama Jemaah haji asal Kabupaten Cirebon di Sektor 3 Syisyah, Kota Mekkah, Minggu 25 Juni 2023. /Pikiran Rakyat/Novianti Nurulliah

PIKIRAN RAKYAT - Anggota Komisi VIII DPR, Selly Andriany Gantina, turut mengawasi pelaksanaan ibadah haji 2023. Berdasarkan hasil pemantauannya, dia mencatat sejumlah hal yang harus diperbaiki. Salah satunya soal implementasi visi "Haji Ramah Lansia" yang masih harus dibenahi.

"Hasil temuan banyak sekali yang memang harus dievaluasi oleh kami yaitu masalah kesehatan, masalah transportasi, masalah katering, dan pemondokan itu menjadi catatan yang paling utama. Terutama kaitan dengan lansia pada tagline 'Haji Ramah Lansia' dan berkeadilan," ujar Selly saat mengunjungi Kloter 13 KJT di Sektor 3 Syisyah, Minggu, 25 Juni 2023.

Selly tidak ingin "Haji Ramah Lansia" menjadi sekadar tagline. Pasalnya, pada pelaksanaannya, ada aspek yang belum tercermin dari apa yang dilaksanakan Kementerian Agama.

"Hasil-hasil rapat yang sudah diputuskan antara Komisi VIII dengan Kementerian Agama. Banyak sekali yang tidak dilaksanakan seperti halnya pemberian pelayanan makanan kepada para jemaah yang seharusnya 2 hari menjelang Armuzna dan 3 hari setelah Armuzna diberikan ternyata itu tidak diberikan meskipun dengan alasan yang menurut saya klise karena kondisi jalanan ditutup," katanya.

Baca Juga: Gerombolan Bermotor di Sukabumi Bikin Resah, Bacok Warga Sambil Live Instagram

Menurut dia, setelah melakukan pengecekan ke beberapa katering di Mekkah, ternyata negara lain seperti Malaysia masih memeberikan layanan katering untuk para jemaah Malaysia.

"Kemudian makanan siap saji yang diberikan oleh Malaysia makanannya makanan padat berbentuk nasi tapi kenapa makanan siap saji yang diberikan kepada jemaah Indonesia bentuknya bukan makanan berat justru makanannya roti dan mi Indomie. Ini menjadi catatan penting oleh anggota DPR," ucapnya.

Lanjut dia, pemondokan masih banyak pembagian pemondokan yang ternyata masih crowded. Ada beberapa jemaah yang sudah menempati pemondokan kemudian mereka diminta pindah karena ternyata pembagiannya tidak sesuai dengan jumlah kuotanya.

"Kemudian posisinya juga salah dan menurut kami ini juga sangat merugikan karena pada saat mereka diberikan tidak sesuai dengan jumlah maupun dengan pembagian, terus bagaimana dengan lansia yang harus pindah-pindah lokasi, mereka tidak memperhatikan bagaimana kondisi fisik lansia," kata Selly.

Baca Juga: Bukan Ribuan, Al-Qur’an yang Hilang di Masjid Al Jabbar Jumlahnya 231 Eksemplar

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat