kievskiy.org

Salat Istisqa Dilakukan sejak Rasulullah SAW Hidup di Madinah, Berikut Sejarahnya

Ilustrasi salat.
Ilustrasi salat. /Pixabay/purwakawebid Pixabay/purwakawebid

PIKIRAN RAKYAT -  Seruan salat istisqa sedang digencarkan oleh Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) beberapa waktu belakang. Hal ini memperhatikan lamanya musim kemarau di berbagai daerah di Indonesia.

Secara umum, salat istisqa merupakan ibadah untuk meminta hujan turun di wilayah yang berlarut-larut dilanda kekeringan.

Pelaksanaan salat istisqa pertama kali dilakukan saat masa akhir kehidupan Nabi Muhammad SAW. Ketika situasi Madinah begitu susah secara ekonomi akibat kemarau yang berlangsung berkepanjangan.

Tak merasa sanggup dengan situasi, umat Islam masa itu secara kompak meminta Rasulullah berdoa kepada Allah untuk membuat hujan turun di Madinah.

Baca Juga: National Training Center IKN, Hibah FIFA dan Kepercayaan Dunia Internasional

Rasulullah SAW, lantas segera melakukan salat istisqa di area yang berjarak 500 meter dari Masjid Nabawi di Madinah. Tentunya, seluruh umat Islam bergabung menunaikan hal itu.

Setelah itu, hujan pun segera membasahi wilayah sekitar Madinah, bahkan hingga beberapa hari berikutnya.

Hal ini tercantum dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, sebagaimana berbunyi berikut:

خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن

Artinya: Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rekaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat