PIKIRAN RAKYAT - Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang wajib dilakukan umat muslim setiap bulan suci itu tiba. Puasa tersebut akan dilakukan setiap hari selama satu bulan ke depan.
Sebelum menjalankan ibadah puasa, umat muslim harus membaca niat terlebih dahulu. Para ulama sepakat bahwa niat puasa Ramadhan merupakan bagian dari rukun puasa.
Ini berarti, puasa tidak akan dianggap sah jika tidak disertai dengan niat. Dilansir dari NU Online, niat puasa harus dibaca pada malam hari, mulai ba’da maghrib sampai sebelum terbit fajar keesokan harinya.
Jika niat dilakukan di luar waktu tersebut, maka niatnya dianggap tidak sah sehingga puasanya juga tidak sah. Ketentuan itu pun sesuai dengan hadits riwayat Imam ad-Daru Quthni (21/400) berikut ini;
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ {الدار قطني وصحيحه عن عائشة}
Artinya: Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar subuh, maka tidak ada puasa baginya.
Ketentuan itu juga tercantum dalam hadits daru Qathni yang Lain (2/172) berikut ini;
لا صيام لمن لم يفرضه من اليل
Artinya: Tidak ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa semenjak malam.
Bagaimana Jika Lupa Baca Niat, Puasa Ramadhan Sah atau Tidak?
Jika ada umat muslim yang sudah makan sahur tapi lupa membaca niat puasa Ramadhan, apakah makan sahurnya bisa mewakili niatnya?
Menurut Al Alim al Allamah Asy Syekh Zainuddin bin Abdul Aziz al Malibari dalam kitab Fathul Mu’in, makan sahur tidak bisa disebut sebagai pengganti niat puada Ramadhan.
“Makan sahur tidak cukup sebagai pengganti niat, meskipun ia makan sahur bermaksud agar kuat melaksanakan puasa. Dan mencegah dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa karena khawatir akan terbitnya fajar juga tidak mencukupi sebagai pengganti niat, selama tidak terbersit (di dalam hatinya) niat puasa dengan sifat-sifat yang wajib disinggung di dalam niat.” katanya, dikutip pada Rabu, 13 Maret 2024.