kievskiy.org

Sapi Merah: Tanda Akhir Zaman Versi Yahudi dan Pandangan Islam

Ilustrasi. Sapi merah atau Red Heifer, kemunculannya di Israel dikaitkan dengan pertanda akhir zaman menurut keyakinan Yahudi dan Islam.
Ilustrasi. Sapi merah atau Red Heifer, kemunculannya di Israel dikaitkan dengan pertanda akhir zaman menurut keyakinan Yahudi dan Islam. /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT – Perbincangan tentang sapi merah betina atau Red Heifer di Israel menurut keyakinan umat Yahudi merupakan pertanda akhir zaman atau kiamat. Saat ini, lima sapi merah jenis Red Angus telah berada di Israel setelah menempuh jarak 11.256 km dari Texas Amerika Serikat.

Menurut kepercayaan Yahudi, keberadaan sapi merah adalah tanda segera terwujudnya mimpi mereka membangun kembali kuil ketiga di Yerusalem. Namun, untuk mewujudkan misi tersebut, mereka harus menghancurkan Masjid Al Aqsa terlebih dulu.

Nantinya, Kuil Solomon ketiga itu akan dibangun di atas komplek Masjid Al Aqsa. Setelah itu turunlah Mesias yang jadi tanda akhir zaman atau kiamat menurut umat Yahudi.

Pandangan Islam tentang sapi merah

Salah satu ulama Indonesia, Buya Yahya berpandangan bahwa sapi merah tidak ada dalam Islam dan hanya keyakinan umat Yahudi, termasuk tentang pertanda hari kiamat. Adapun dalam Aqidah Islam, kiamat sendiri terdiri dari dua yaitu kiamat sugra (kecil) dan kiamat kubro (besar).

Kiamat besar ditandai dengan keluarnya Yakjuj Makjuj, matahari terbit dari barat, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa, turunnya Imam Mahdi.

“Tanda-tanda kiamat besar tidak ada sapi merah. Tapi ada keyakinan Yahudi bukan keyakinan Islam. Maka jangan dibawa, ini keyakinan Yahudi,” ucap Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.

Buya Yahya menjelaskan, orang Yahudi meyakini bahwa lahirnya sapi merah murni menandakan sudah waktunya membangun Haikal Sulaiman atau Kuil ketiga. Kuil ini pernah dihancurkan oleh pasukan Romawi yang dipimpin Titus pada 70 M dan ingin dibangun kembali.

Yahudi meyakini bahwa kuil tersebut tidak bisa dibangun jika sapi merah belum lahir. Keyakinan itu dimanfaatkan kaum ekstrimis Yahudi untuk melakukan penyerbuan ke komplek Masjid Al Aqsa di Palestina.

“Kalau sudah keluar sapi merah, harus kita rebut Palestina, kita hancurkan, kita bangun kembali Haikal Sulaiman yang pernah ada dikembalikan lagi untuk menyiapkan raja yang akan datang, ini bisa berbahaya,” tutur Buya Yahya.

Adapun lanjut Buya Yahya, bagi seorang Muslim tidak boleh meyakini sapi merah sebagai pertanda datangnya kiamat. Begitupun menurut keyakinan Yahudi nonzionis, tidak beda dengan keyakinan Islam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat