kievskiy.org

Benarkah Hewan Kurban Jadi Kendaraan di Akhirat? Simak Penjelasan Para Ulama

Nabi Muhammad SAW bersabda agar menggemukkan hewan kurban, karena hewan kurban tersebut akan menjadi kendaraan ke Surga.
Nabi Muhammad SAW bersabda agar menggemukkan hewan kurban, karena hewan kurban tersebut akan menjadi kendaraan ke Surga. /Antara/Aprillio Akbar

PIKIRAN RAKYAT - Umat Islam disunahkan untuk melaksanakan kurban pada Hari Raya Idul Adha dan tiga hari setelahnya. Pada tahun 2024, Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah atau 17 Juni, menjadi momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan dan kepedulian sosial.

Kurban merupakan salah satu praktik penting dalam agama Islam yang dilakukan umat Muslim pada hari raya Idul Adha. Kata "kurban" berasal dari "qurb" yang berarti dekat, menunjukkan upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hewan seperti kambing, sapi, atau unta disembelih sebagai simbol ketaatan dan pengorbanan kepada Tuhan.

Nabi Muhammad SAW bersabda agar menggemukkan hewan kurban, karena hewan kurban tersebut akan menjadi kendaraan saat menyeberangi jembatan menuju surga. “Gemukkanlah hewan-hewan kurban kalian, karena sungguh hewan itu adalah kendaraan kalian saat melewati shirath (jembatan) kelak,” kata Rasulullah, diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dalam kitab Al-Firdaus karya Imam Ad-Dailami.

Penjelasan Para Ulama

Namun, para ulama menilai bahwa sanad hadis ini sangat lemah. Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam As-Sakhawi, dan Imam Suyuti termasuk di antara mereka yang meragukan keabsahan hadis ini. Ustaz Adi Hidayat juga membenarkan terkait lemahnya hadis tersebut melalui kanal YouTubenya yang tayang pada 6 Juli 2021 silam.

“Riwayat ini dan riwayat-riwayat terkait dinilai oleh para ulama-ulama, pakar di bidang ahli hadis, itu sebagai riwayat-riwayat yang sangat lemah,” kata Ustaz Adi Hidayat.

Dengan demikian, keyakinan bahwa hewan kurban menjadi kendaraan di akhirat masih belum jelas dalilnya dan dinilai bermasalah.

Meskipun demikian, umat Islam tetap dapat memetik hikmah dari hadis tersebut. Menurut Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, yang dimaksud dengan kendaraan adalah kemudahan bagi orang yang berkurban untuk melewati shirath. Semakin baik hewan kurban yang diberikan, semakin besar pula balasan untuk itu. Berusaha memberikan yang terbaik dalam berkurban adalah sunah.

Sebagai contoh, Allah menerima kurban Habil, putra Nabi Adam, karena dia memberikan hewan ternak terbaik yang dimilikinya. Oleh sebab itu, meskipun hadis tentang hewan kurban menjadi kendaraan di hari akhirat sanad-nya lemah, umat Islam tetap disarankan untuk berkurban dengan hewan terbaik.

Dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW berkurban dengan dua domba putih bertanduk yang gemuk. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan-nya, 3.113; Ahmad, 24.660 dan 24.699.

"Diriwayatkan dari ‘Aisyah dan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak menyembelih kurban, Beliau membeli dua ekor kambing kibasy yang besar dan gemuk, bertanduk, berwarna putih dan terputus pelirnya. Beliau menyembelih seekor untuk umatnya yang bertauhid dan membenarkan risalah, kemudian menyembelih seekor lagi untuk diri beliau dan untuk keluarga beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam."

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat