kievskiy.org

Bolehkah Puasa Qadha Dilakukan Bersamaan dengan Puasa Syawal?

Ilustrasi puasa.
Ilustrasi puasa. /Pixabay/mohamed_hassan

PIKIRAN RAKYAT – Puasa sunah selama enam hari pada bulan Syawal punya banyak keutamaan, salah satunya seolah mendapatkan pahala puasa setahun penuh. Hanya saja, orang-orang yang memiliki utang puasa Ramadhan harus terlebih dahulu mengganti atau qadha utangnya, barulah ia boleh puasa Syawal setelahnya. Namun bolehkah puasa qadha dilakukan secara bersamaan dengan puasa Syawal?

Dikutip dari Muhammadiyah, dalam Fatwa Tarjih di buku Tanya Jawab Agama jilid II disebutkan bahwa masalah puasa merupakan bagian dari masalah ibadah mahdli, yang pelaksanaannya harus sesuai dengan dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadis.

Dalam Al-Qur’an dan hadis, tidak ada yang ketentuan yang menyebutkan puasa qadha dan Syawal dilakukan secara bersamaan. Oleh karena itu, pelaksanaannya harus dilakukan secara terpisah dan sendiri-sendiri. Urutannya, bayar puasa wajib dalam hal ini puasa Ramadhan, barulah puasa sunah Syawal.

Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal atau puasa sunah lainnya punya sejumlah keutamaan. Pertama, dapat menjadi perisai dari api neraka. Keutamaan ini disebutkan dalam hadis berikut:

Dari Abi Sa’id al-Khudri RA (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun. (HR. Al Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ahmad, ad Darimiy, dan Ibnu Majah).

Kedua, malaikat selalu bershalawat atas orang yang berpuasa. Keutamaan ini dijelaskan dalam hadis:

Dari Umi Umarah binti Ka’ab bahwa Nabi SAW. pernah mendatanginya, lalu Umarah meminta makanan untuk dihidangkan kepada beliau, maka Nabi SAW bersabda kepadanya: Silakan engkau juga makan. Umi Umarah menjawab: Saya berpuasa. Kemudian Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya orang berpuasa apabila ada perjamuan makan padanya, maka malaikat akan memberi shalawat kepadanya sampai perjamuan tersebut selesai, atau menurut lafal lain sampai mereka selesai makan. (HR. at-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan ad-Darimiy).

Ketiga, dapat menghapus dosa-dosa masa lalu, sebagaimana hadis:

Dari Abi Qatadah, dari Nabi SAW (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Ada seseorang bertanya kepada Nabi SAW. bagaimana pendapat Anda tentang puasa Arafah? Nabi menjawab: Puasa Arafah itu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan yang tersisa. Kemudian orang tadi bertanya lagi: Bagaimana tentang puasa Asyura’? Nabi SAW menjawab: Puasa Asyura’ dapat menghapus dosa yang telah lalu. (HR. Ahmad).***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat