PIKIRAN RAKYAT - Dalam persiapan menyambut musim haji yang semakin dekat, praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama, telah menyoroti lima risiko kesehatan yang sering dihadapi oleh jamaah saat menjalani ibadah haji di Arab Saudi.
Dalam sebuah pesan singkat kepada ANTARA di Jakarta pada hari Rabu 2 Mei 2024, dr. Ngabila Salama menjelaskan bahwa sebagian besar kegiatan ibadah haji menuntut keterlibatan fisik yang cukup tinggi, yang dapat menempatkan jamaah pada risiko kesehatan tertentu.
Dia menyoroti pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran saat berada di negara dengan kondisi cuaca dan iklim yang berbeda.
Salah satu risiko utama yang diidentifikasi oleh dr. Ngabila adalah kelelahan akibat kurangnya gerakan dalam jangka waktu yang panjang, serta risiko serangan panas (heat stroke) yang disebabkan oleh suhu yang ekstrem.
Serangan panas bisa mengakibatkan tubuh kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gejala seperti gemetar, ketidakmampuan untuk berkeringat, kebingungan, bahkan pingsan atau koma.
Selain itu, dia juga mencatat bahwa jamaah haji rentan terkena pneumonia, serangan jantung, dan bahkan kehilangan memori (demensia).
Untuk mengatasi risiko ini, dr. Ngabila menegaskan pentingnya tes kesehatan sebelum berangkat serta menjalankan anjuran teknis yang diberikan oleh petugas haji.
Pemerintah Indonesia juga telah meningkatkan upaya pemantauan kesehatan, terutama bagi jamaah lansia, dengan menyediakan pendamping khusus.
Selain layanan yang disediakan pemerintah, dr. Ngabila juga menganjurkan jamaah untuk tetap aktif secara fisik dengan melakukan senam peregangan secara rutin, serta menjaga hidrasi dan menggunakan perlindungan dari sinar matahari yang kuat.