kievskiy.org

Tanjakan Emen, Tanjakan Endog, Jalan Dengdek, Jalan Pasekon, dan Jalan Cagak

KAPOLSEK dan jajarannya saat mengamankan barang yang diangkut truk terguling di Tanjakan Emen, tepatnya  Kampung  Cicenang Desa/Kecamatan Ciater, Subang, Selasa 10 September 2019.*/DALLY KARDILAN/GALAMEDIA
KAPOLSEK dan jajarannya saat mengamankan barang yang diangkut truk terguling di Tanjakan Emen, tepatnya Kampung Cicenang Desa/Kecamatan Ciater, Subang, Selasa 10 September 2019.*/DALLY KARDILAN/GALAMEDIA /DALLY KARDILAN/GALAMEDIA

ANTARA Subang-Bandung, ada tanjakan yang terkenal dengan nama Tanjakan Emen.

Jalan di segmen ini menanjak ke arah selatan, meliuk mengikuti ronabumi kaki kaldera Gunung Jayagiri (pra Gunung Sunda).

Jalan terus menanjak sejauh 18 km mulai dari Kota Subang di ketinggian 150 m dpl sampai Jalan Cagak di ketinggian 580 mdpl.

Dari Tugu Nanas terus menanjak melewati Ciater, berakhir di perpotongan dengan jalan yang menuju kawah Gunung Tangkubanparahu sejauh 15,5 km di ketinggian 1.500 mdpl.

Di segmen terakhir itulah jalan menanjak dan berkelok mengikuti rona bumi lereng gunung.

Konon, di sinilah Mang Emen, seorang sopir Oplet jurusan Subang-Bandung mengalami kecelakaan.

Opletnya terjungkal dalam perjalanan menuju Subang, persis di jalan yang menurun tajam dan berkelok.

Nahas bagi Mang Emen, setelah opletnya terjungkal, kemudian terbakar bersama isinya, beberapa peti ikan asin yang dibeli dari pasar Ciroyom, Bandung.

Mang Emen tewas di tempat pada tahun 1964. Sejak peristiwa itu, nama Emen abadi menjadi nama tanjakan (kalau dari Subang).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat