kievskiy.org

Keluarga dan Peran Pentingnya dalam Prestasi Belajar Anak

Ilustrasi anak berprestasi.
Ilustrasi anak berprestasi. /Freepik/jcomp

PIKIRAN RAKYAT - Pada 1966, kantor kementerian pendidikan AS merilis laporan bertajuk “Equality of Educational Opportunity” yang merangkum salah satu studi paling komprehensif tentang pendidikan Amerika yang pernah dilakukan. Studi itu dipimpin oleh James S. Coleman, sosiolog Johns Hopkins University. Dilakukan di 3.000 sekolah dan menyasar sekira 600.000 siswa sebagai responden, dan ribuan guru.

Pengumuman hasil riset itu cukup menggemparkan publik terutama para pejabat pemerintahan yang terkait dengan urusan pendidikan dan para politisi di senat. Salah satu kesimpulan penelitian menyebutkan bahwa faktor keluarga merupakan variabel penting dan tidak boleh diabaikan karena sangat korelatif terhadap pencapain hasil belajar siswa.

Kesimpulan itu direspon sebagai hal yang tidak menyenangkan karena bertentangan dengan arus kebijakan pemerintah AS yang ketika itu menetapkan prioritas yang difokuskan pada peningkatan faktor produksi dalam sistem pendidikan seperti jumlah anggaran sekolah (school expenditure), ukuran kelas, dan kualitas guru, sarana laboratorium dan fasilitas lainnya untuk mendukung proses pembelajaran yang baik.

Baca Juga: Jawab Pertanyaan Orangtua, Ini 4 Tips Tingkatkan Prestasi Anak Selama Belajar Online di Rumah

Ketika itu Presiden Lyndon Johnson telah menandatangani undang-undang pendidikan dasar dan menengah yang mendorong pemerintah pusat untuk memberikan komitmen alokasi pendanaan pendidikan untuk siswa yang kurang beruntung.

Penelitian Coleman ketika itu mendapat kritik tajam dari berbagai kalangan. Menurut mereka, kesimpulan penelitian ini lebih banyak menjelaskan tentang faktor keluarga daripada  variabel sekolah. Penelitian itu dianggap terlalu “gegabah”. Menurut para pengkritik, temuan riset yang menyebutkan korelasi antara latar belakang keluarga dan keberhasilannya dalam pendidikan dan ekonomi, bagaimanapun, tidak memberikan suatu konfirmasi yang akurat apakah hubungan antara kedua faktor itu tidak bergantung pada dampak faktor sekolah sebagai variabel yang kuat.

Namun, di tengah kontroversi yang terjadi, hasil penelitian itu sudah kadung menjadi wacana hangat publik Amerika ketika itu.  Menurut mereka yang apriori atas penelitian itu, bahwa hubungan antara kehidupan di keluarga/rumah dan kinerja belajar siswa yang disimpulkan dalam penelitian tersebut, mungkin sebenarnya didorong oleh perbedaan mutu sekolah atau kualitas lingkungan sosial di mana mereka tinggal daripada dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga.

Baca Juga: Banyak Prestasi Anak Muda Bandung tak Terekspos

Seringkali, keluarga memilih sekolah bagi anak-anak mereka yang berada pada lingkungan mereka tanpa memperhatikan kualitas sekolahnya. Sedangkan anak yang orangtuanya memilih sekolah yang baik mereka dapat memperoleh manfaat sebagai konsekuensinya. Sehingga untuk lebih mengungkap secara lebih akurat apa faktor penentu keberhasilan akademik siswa itu, mereka mengajukan riset pembuktian yang lebih “ekstrim” dan mengusulkan model penelitian eksperimental (kuasi-eksperimental) yang mengidentifikasi efek latar belakang keluarga yang secara operasional terpisah dan terlepas dari pengaruh sekolah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat