PIKIRAN RAKYAT - Pada penghujung November 2023, Presiden Jokowi menyorot betapa susahnya sekarang mencari negara produsen beras dunia yang mau melakukan ekspor beras. Mereka tampak berjaga-jaga menyelamatkan kehidupan rakyat, ketimbang mengedepankan kepentingan lain. Dampak anomali iklim membuat banyak negara produsen beras cukup hati-hati dalam menjalankan roda perekonomiannya.
Sebetulnya, bukan hanya negara sahabat yang keteteran menghadapi sergapan iklim ekstrem ini. Negara kita pun tidak luput dari sergapan tersebut. Contohnya, apa yang dialami dalam 4 bulan terakhir.
El Nino betul-betul melahirkan bencana serius di sektor pertanian, khususnya komoditas padi. Ketersediaan beras terganggu karena adanya serangan El Nino yang belum mampu ditangani secara cerdas.
El Nino membuat produksi padi dalam negeri menurun cukup signifikan. Tidak sedikit petani yang mengeluh karena gagal panen. Hal ini tentu saja membuat produksi berkurang, sehingga harga beras di pasar naik ugal-ugalan.
Pemerintah, sementara itu, seperti yang tak berdaya mengendalikannya. Instrumen kebijakan harga pun susah diterapkan. HPP dan HET beras pun tinggal pajangan.
Penyebab utama naiknya harga beras dipastikan karena beras di pasar memang tidak tersedia. Produksi yang dihasilkan petani dalam negeri terbukti tidak mampu memenuhi kebutuhan.
Produksi yang dihasilkan ternyata bukan hanya digunakan untuk keperluan konsumsi masyarakat, tetapi belakangan dibutuhkan pula untuk kebutuhan cadangan beras pemerintah dan beras bantuan langsung pangan yang jumlahnya mencapai jutaan ton.
Jangan bergantung pada impor
![Wamentan ungkap ketidaksetujuannya terhadap impor beras 1 juta ton, hal ini dikarenakan stok beras masih melimpah.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x137:1280x847/x/photo/2021/03/25/1962464258.jpg)
Situasi semacam ini, sangat tidak baik didiamkan berlarut-larut atau dibiarkan mengambang tak terkendali. Dalam tempo yang sesegera mungkin, kita perlu mencarikan jalan keluarnya.
Upaya Pemerintah menggenjot produksi setinggi-tingginya dinilai sebagai solusi yang patut didukung sepenuh hati. Kita jangan terus-terusan menggantungkan diri terhadap impor. Bagaimanapun, impor beras tidak boleh menjadi kebutuhan. Impor beras ditempuh hanya dalam suasana yang mendesak.