kievskiy.org

Mitigasi Bencana Harus Masuk Kurikulum Sekolah, Tidak Bisa Diajarkan Instan

Siswa mengikuti simulasi bencana gempa bumi di SD IT Insan Sejahtera di Kampung Toga, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024). Forum pengurangan risiko bencana menggelar mitigasi bencana di sekolah dasar untuk mengedukasi siswa terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya gempa bumi yang sempat terjadi di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023.
Siswa mengikuti simulasi bencana gempa bumi di SD IT Insan Sejahtera di Kampung Toga, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024). Forum pengurangan risiko bencana menggelar mitigasi bencana di sekolah dasar untuk mengedukasi siswa terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya gempa bumi yang sempat terjadi di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023. /Antara/Raisan Al Farisi

PIKIRAN RAKYAT - Masyarakat Indonesia perlu memiliki kemampuan mitigasi bencana. Letak wilayah Indonesia yang berada di tiga lempeng benua (Euro Asia, Indo-Australia, dan Pasifik) dan dilintasi jalur pegunungan api (ring of fire), membuatnya rawan bencana. Indonesia rentan dilanda gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus. Bencana akan selalu ada di sekeliling kita.

Akhir tahun 2023, gempa bumi terjadi di Kabupaten Pangandaran dengan magnitudo 5,0 dan di Kabupaten Sumedang dengan magnitudo 4,8. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sepanjang tahun 2023, telah terjadi 10.789 gempa bumi di berbagai wilayah Indonesia.

Sayangnya, meski negara rawan bencana, tetapi mitigasi bencana belum menjadi perhatian utama. Latihan mitigasi bencana masih dilakukan secara insidental ketika sebelumnya terjadi bencana. Padahal, kemampuan mitigasi bencana merupakan keterampilan yang tidak bisa diberikan secara instan.

Kita harus mulai memikirkan untuk mengajarkan mitigasi bencana secara berkesinambungan. Mitigasi bencana diajarkan sejak dini untuk menjadikan peserta didik memiliki kemampuan mitigasi, baik secara pengetahuan, kesadaran, maupun keterampilan. Mitigasi bencana harus menjadi bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah.

Belajar dari Jepang

Relawan menunjukkan contoh foto kerusakan akibat gempa bumi saat mitigasi bencana gempa bumi di SD IT Insan Sejahtera di Kampung Toga, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024). Forum pengurangan risiko bencana menggelar mitigasi bencana di sekolah dasar untuk mengedukasi siswa terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya gempa bumi yang sempat terjadi di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023.
Relawan menunjukkan contoh foto kerusakan akibat gempa bumi saat mitigasi bencana gempa bumi di SD IT Insan Sejahtera di Kampung Toga, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024). Forum pengurangan risiko bencana menggelar mitigasi bencana di sekolah dasar untuk mengedukasi siswa terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana khususnya gempa bumi yang sempat terjadi di Kabupaten Sumedang pada 31 Desember 2023.

Negara yang telah menerapkan pengajaran mitigasi bencana adalah Jepang. Kita dapat belajar pendidikan kebencanaan yang dilakukan di sekolah-sekolah Jepang. Seperti halnya Indonesia, Jepang merupakan negara dengan wilayah rawan bencana.

Namun, yang membedakan dengan kita adalah kesiapan Jepang dalam menghadapi bencana. Jepang sering dilanda bencana tetapi mereka dapat meminimalisir risiko jatuhnya korban.

Bagaimana Jepang mengajarkan pendidikan kebencanaan sehingga masyarakatnya mampu siaga menghadapi bencana. Menarik menyimak buku “Amazing Japan” karya Weedy Koshino terbitan Kompas (2018).

Buku tersebut mengupas keunikan pembelajaran di persekolahan Jepang. Salah satu bagiannya menceritakan tentang bagaimana mengajarkan tanggap bencana pada anak.

Dari buku tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan kebencanaan di Jepang bukan menjadi mata pelajaran tersendiri, tetapi include (disatukan) dalam semua mata pelajaran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat