kievskiy.org

Cara Agar Tidak Terbuai Gimik Politik di Pilpres 2024, Hati-hati dengan Playing Victim

Pose Gibran Rakabuming Raka saat mendebat Muhaimin Iskandar (Cak Imini) di Debat Calon Wakil Presiden keempat berlangsung Minggu, 21 Januari 2024.
Pose Gibran Rakabuming Raka saat mendebat Muhaimin Iskandar (Cak Imini) di Debat Calon Wakil Presiden keempat berlangsung Minggu, 21 Januari 2024. /Antara/M Risyal Hidayat

PIKIRAN RAKYAT - Gimik bisa berarti tipu daya untuk mengelabui lawan atau cara untuk menarik perhatian. Dalam pendidikan, gimik berarti mengkreasi cara untuk mengaktivasi siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan riang, gembira, namun tetap fokus. Caranya dengan be creative, be active, be humorous, use technology, dan use energizer.

Belakangan, di pentas politik, publik mengenal juga istilah gimik. Gimik politik adalah semacam cara menarik dan memanipulasi  dan mengalihkan perhatian dan opini khalayak dari persoalan substantif kepada hal-hal yang sifatnya nonsubstantif seperti penampilan.

Gimik ini bisa dilakukan langsung oleh politisi maupun timnya. Dalam politik, sepertinya hal-hal ini dianggap bagian dari strategi untuk menaikkan dukungan kandidat yang diusung, bisa juga dalam rangka menurunkan bahkan menjatuhkan pihak pesaing di hadapan publik sehingga publik teralihkan dari persoalan yang lebih fundamental.

Gimik politik mungkin juga berupa ujaran kontroversial tidak penting yang menyisihkan isu-isu krusial, pengumbaran janji-janji yang apabila dikaji saksama ternyata tidak realistis, narasi liar tanpa data akurat.

Selain itu, gimik politik juga bisa berbentuk perilaku playing victim (perasaan menjadi korban) untuk menarik simpati-emosi massa, membagi-bagi barang di kerumunan massa semata pencitraan tanpa disertai dialog informatif-interaktif yang mendidik dan mencerdaskan.

Hal-hal tersebut dilakukan saat publik menghendaki politisi atau kandidat tersebut menunjukkan integritas, kredibilitas, visi, dan program yang jelas, sistematis, transparan, jujur, dan informatif dengan data-data yang valid. Itu penting untuk komunikasi politik.

Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (ketiga kanan) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) bersalaman dengan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) usai Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (ketiga kanan) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) bersalaman dengan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) usai Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.

Penting disadari bahwa publik atau pemilih adalah subjek, bukan objek, apalagi harus menjadi korban gimik politik. Oleh karena itu, pemilih perlu awas. Tidak terjebak gimik dan kehilangan kerangka acuan dalam membuat keputusan politik super penting dalam memandatkan kekuasaan.

Menghadapi elite politisi atau kandidat yang mungkin memainkan gimik ini, penting bagi pemilih tetap terinformasi tentang isu-isu politik, profil dan rekam jejak kandidat, kebijakan/program yang akan dijalankan, mengkritisi, mempertanyakan dan menganalisis pesan, janji, dan tindakan politik kandidat, mengecek dan membandingkan klaim-klaim kandidat dengan fakta-fakta dari sumber terpercaya, jangan bosan dan lelah mengikuti dialog yang membedah gagasan kandidat.

Tidak perlu merasa berutang suara kepada kandidat ketika diberi sejumlah rupiah, karena pilpres atau pileg bukan transaksi jual beli.

Terkini Lainnya

  • Tags

  • playing victim

  • Pilpres 2024

  • gimik

  • Artikel Pilihan

  • Terkini

  • Kurang Eloknya Perubahan Konstitusi yang Terlalu Sering

  • Menimbang Sejarah Hari Lahir Persib Bandung: 5 Januari 1919 atau 28 Oktober 1928?

  • Pemilu di Depan Mata, Jawa Barat di Mana?

  • Sinergi untuk Stabilisasi Harga Pangan

  • Bahaya Pragmatisme Pemilih

  • Polling Pikiran Rakyat

  • Terpopuler

  • Penerimaan CPNS dan PPPK Kemenkumham 2023 Dibuka Hari Ini, Simak Formasi dan Persyaratannya

  • Penyanyi Malaysia Bantah Jiplak Lagu Pok Ame Ame, Kita Punya Banyak Kesamaan!

  • AHY Minta Prabowo Subianto Lanjutkan Pencapaian Jokowi

  • Pemulung di TPS Darurat Sarimukti Dilarang Pungut Sampah, Bantuan Pemerintah Dipertanyakan

  • 7 Janji Ganjar Pranowo jika Jadi Presiden, Pengamat Wanti-wanti Jangan Cuma Jargon

  • Pestapora 2023: Line-up dan Rundown Lengkap 22-24 September 2023

  • Pemilu di Depan Mata, Jawa Barat di Mana?

  • Curhat MUA Dituduh Curi Amplop Pengantin, Nyatanya Uang Raib oleh Saudara Empunya Pesta

  • Asian Games 2023: Indonesia Dikalahkan China Taipei, Wajib Kalahkan Korea Utara jika Ingin Lolos

  • Xi Jinping Bakal Buat Al Quran Versi China, Gabungkan Islam dengan Ajaran Konfusianisme

  • Kabar Daerah

  • Lima Lokasi Terbaru SIM Online Keliling bagi Wong Indramayu Senin-Jumat, selama Juli 2024

  • 10 Lokasi SIM Keliling Terbaru Kabupaten Cirebon Senin-Jumat, 8-12 Juli 2024

  • Enam Lokasi SIM Keliling Purwakkarta Senin-Sabtu, 8-13 Juli 2024

  • Infront: MXGP 2 Series di Lombok Sukses, Potensi Besar NTB Jadi Sport Tourism Kelas Dunia

  • Kembali Pecah! Puluhan Ribu Penonton Padati Konser Raisa di Sirkuit Selaparang

  • Pikiran Rakyat Media Network

  • Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
    Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022

Tautan Sahabat