kievskiy.org

Makna Puasa Ramadan yang Tak Disadari Banyak Orang, Bukan Cuma Tahan Hawa Nafsu

Jemaah saat melaksanakan shalat tarawih di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Senin (11/3/2024).
Jemaah saat melaksanakan shalat tarawih di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Senin (11/3/2024). /Pikiran Rakyat/M Ardiagustian

PIKIRAN RAKYAT - Selama sebulan ke depan, umat Islam akan menjalani kehidupan yang sarat dengan pengalaman religius. Sebagian ritme kehidupan akan berubah, terutama pola makan dan pola tidur.

Pada siang hari, hampir selama 12 jam, orang yang berpuasa rela menahan lapar, dahaga, dan segala hal yang membatalkan puasa. Pola tidur pada malam hari pun akan mengalami sedikit pengurangan dengan anjuran bangun untuk melaksanakan makan sahur.

Namun, menahan lapar pada siang hari dan mengurangi tidur pada malam hari, bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Secara imani, kemampuan dan kerelaan menahan lapar, dahaga, dan mengurangi tidur pada malam hari akan membuahkan peningkatan kepekaan spiritual dan takarub kepada Allah SWT.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika bulan Ramadan sarat dengan nilai-nilai spiritual dengan melaksanakan beragam ibadah.

Perbaikan akhlak

Jemaah saat melaksanakan shalat tarawih di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Senin (11/3/2024).
Jemaah saat melaksanakan shalat tarawih di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Senin (11/3/2024).

Raihan pengalaman spiritual atau ruhaniah selama Ramadan sangatlah baik dan akan bermakna bagi kehidupan setiap individu. Namun, pengalaman ruhaniah yang bersifat individual tersebut akan lebih bermakna manakala kita mampu bersikap profetik, meneladan sikap para Nabi dan Rasul.

Setiap Nabi dan Rasul yang Allah utus sudah pasti merupakan orang-orang yang ibadah dan ketaatannya kepada Allah tak perlu diragukan lagi. Pengalaman spiritual atau ruhaniahnya lebih tinggi daripada manusia-manusia biasa pada umumnya.

Namun demikian, para Nabi dan Rasul tidak bersikap egois, hanya menikmati sendiri pengalaman kedekatannya dengan Allah. Bagi mereka, pengalaman ruhaniah bukanlah tujuan utama, sebab setiap Nabi dan Rasul sudah pasti akan dekat dengan Tuhan.

Hal yang terpenting bagi mereka adalah menerapkan nilai-nilai pengalaman ruhaniah yang mereka dapatkan untuk mengubah kondisi manusia dalam menjalani kehidupan ini agar sesuai dengan nilai-nilai ilahiah.

Demikian pula halnya dengan kita, sejatinya kita dapat menerapkan pengalaman ruhaniah dan ketaatan terhadap syarat dan rukun ibadah puasa dalam kehidupan nyata. Rasa lapar dan dahaga yang kita rasakan selama melakoni ibadah puasa harus melahirkan sikap kepedulian terhadap sesama yang kehidupannya berkubang dalam kesah dan derita.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat