PIKIRAN RAKYAT - Laut China Selatan telah menjadi pusat perhatian dunia dalam beberapa dekade terakhir. Tidak hanya karena fungsinya yang penting sebagai jalur perdagangan global, tetapi juga karena persaingan yang semakin ketat antara berbagai negara di kawasan tersebut.
Konflik yang terus meningkat di wilayah ini tidak hanya memengaruhi keamanan dan stabilitas regional, tetapi juga menimbulkan ancaman serius terhadap kedaulatan Indonesia.
Sebagai negara maritim yang memiliki kedaulatan di Laut China Selatan, Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kedaulatannya. Pertama, klaim wilayah yang tumpang tindih antara Indonesia dengan negara-negara lain di kawasan tersebut, terutama China, telah menimbulkan ketegangan yang dapat memicu konflik militer.
Misalnya, klaim China terhadap wilayah perairan di sekitar Kepulauan Natuna yang sebagian besar berada dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, telah menimbulkan ketegangan yang meningkat.
Selain klaim wilayah yang bersifat teritorial, peningkatan aktivitas militer dan penetrasi
ilegal di perairan Indonesia juga menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan negara.
Penangkapan ilegal, pembakaran kapal-kapal nelayan Indonesia, dan penggunaan kekerasan
oleh pihak asing di perairan Indonesia, adalah contoh konkret dari pelanggaran kedaulatan
yang terjadi secara teratur.
Dampak serius
Ancaman terhadap kedaulatan Indonesia di Laut China Selatan memiliki dampak yang luas
dan serius. Pertama, jika konflik meletus, itu dapat mengganggu stabilitas regional dan
mengganggu kegiatan perdagangan yang penting untuk perekonomian Indonesia dan negara-negara tetangga.
Kedua, peningkatan kehadiran militer asing di dekat perairan Indonesia dapat membahayakan keamanan nasional dan integritas wilayah negara. Selain itu, pelanggaran terhadap kedaulatan Indonesia oleh negara asing juga dapat mengganggu kedaulatan maritim Indonesia atas sumber daya alam di Laut China Selatan, termasuk sumber
daya alam yang penting seperti ikan dan minyak.