PIKIRAN RAKYAT - Setelah pemerintah mencabut status pandemi Covid-19, Indonesia berusaha membangkitkan perekonomiannya. Salah satu sektor yang diperhatikan adalah pariwisata.
Dalam Global Tourism Forum 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa Indonesia fokus untuk meningkatkan potensi wisata dan ekonomi kreatif sebagai penggerak perekonomian nasional. Festival Musik menjadi salah satu momentum untuk menggaet kembali para wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebut saja Synchronize, Pesta Pora, dan We The Fest.
Di samping banyak upaya pengembangan pariwisata berbasis budaya, kearifan lokal, dan gaya hidup pada umumnya, festival musik sebagai bentuk pariwisata khusus (niche tourism) mempunyai karakter tersendiri di mana elemen massa (crowd) menjadi aspek khas yang dioptimalkan.
Inilah nilai jual dari festival musik yang tidak memfokuskan kepada suatu yang bersifat kebendaan (tangible) saja, tetapi mengutamakan unsur identitas kolektif (collective identity).
Artinya, prinsip emotional marketing dibutuhkan untuk menarik antusiasme wisatawan agar mau berbondong-bondong hadir ke festival demi sebuah memori kolektif (collective memory).
Pasar besar metal
Dari sekian banyak festival musik, Hammersonic boleh jadi festival yang mempunyai market tersendiri dalam urusan karakter penonton. Saat ini, metal menjadi salah satu genre yang patut diperhitungkan.
Di Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan jumlah fans metal (metalhead) paling banyak. Angka tersebut tentu tidak terlalu mengada-ada. Jumlah pengunjung Hammersonic Festival setiap tahunnya berkisar 10.000 sejak pertama kali diselenggarakan di tahun 2012.