kievskiy.org

Jerit Dokter di Indonesia saat Pandemi Covid-19, Tolak Pasien Positif karena Ruang ICU Penuh

Potret beberapa penyintas Covid-19 tengah melakukan donor plasma konvalesen di PMI Kota Bandung.
Potret beberapa penyintas Covid-19 tengah melakukan donor plasma konvalesen di PMI Kota Bandung. /Dok. Humas Pemkot Bandung

PIKIRAN RAKYAT - Dr Erlina Burhan telah memberikan perawatan medis kepada para pasiennya selama lebih dari 30 tahun.

Tetapi sekarang, untuk pertama kalinya dalam karir yang ia jalani, ia terpaksa untuk menolak pasien yang datang pada dirinya.

Hal ini pun mungkin dirasakan sama oleh para dokter lainnya saat Covid-19 di Indonesia telah menembus angka satu juta kasus.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus 1 Juta, Menkes Budi Gunadi Beberkan Cara Tekan Laju Virus Corona

Selama enam bulan terakhir, unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit yang ada di Jakarta telah beroperasi dengan kapasitas nyaris 100 persen.

Ini dikarenakan lonjakan infeksi Covid-19 yang tidak menunjukan adanya penurunan meskipun sudah satu tahun berjalan.

"Kami mulai menolak pasien setiap hari karena tidak ada yang bisa kami lakukan jika rumah sakit penuh," tutur Ketua Tim Covid-19 di RS Paru Nasional Persahabatan, Burhan dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al-Jazeera.

Baca Juga: Berlaku hingga 8 Februari, Satgas Covid-19 Izinkan Hasil Tes GeNose sebagai Syarat Perjalanan KA Jarak Jauh

"Bahkan jika pasien dalam kondisi yang sangat buruk dan membutuhkan ICU, kami tidak memiliki tempat, kami tidak dapat menerima mereka, dan kami harus mengatakan (kami) minta maaf," tuturnya lagi.

Kondisi Covid-19 yang buruk ternyata tidak hanya terjadi di ibukota Jakarta. Beberapa daerah di provinsi Jawa dan Bali bahkan sudah kehabisan tempat perawatan pasien Covid-19 yang ada di rumah sakit-rumah sakit rujukan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat