kievskiy.org

Pengusaha Peti Mati Banjir Pesanan di Tengah Pandemi Covid-19

Pembuatan peti mati untuk jenazah Covid-19 di Tasikmalaya.
Pembuatan peti mati untuk jenazah Covid-19 di Tasikmalaya. /Pikiran-rakyat.com/Asep MS

PIKIRAN RAKYAT – Pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia, tiap harinya angka kasus masih menunjukkan penambahan, tak hanya menjadi masalah di dunia kesehatan tetapi juga dalam perekonomian.

Sektor ekonomi pun terkena imbas pandemi dengan aturan yang ketat dan perbatasan yang terjadi, namun tak semua pengusaha mendapatkan rugi, pandemi yang terjadi malah bisa menjadi berkah.

Seperti seorang pengusaha peti mati bernama Yobih Chandra di Bekasi, penerus ketiga atau generasi ketiga yang meneruskan usaha jasa pembuatan peti secara turun temurun sejak 1960.

Baca Juga: Tanggapi Soal Kabar Berkas Perkara Video Syur Sudah P21, Gisel Buka Suara: Ada Kaget-kagetnya

Memiliki nama usaha: Jasa Pembuatan Peti Siapa Nyana, Yobih mengatakan bahwa nama tersebut memiliki filosofi khusus yang lekat dengan kematian dan bisa dimaknai dalam dua bahasa, baik Bahasa Betawi dan Bahasa Manado.

“Kalau dari Bahasa Betawi atau Bekasi, Siapa Nyana itu berarti siapa mengira, pasalnya tidak ada yang tahu kapan akan terjadinya kematian,” ungkap Yobih.

“Sementara dalam bahasa Manado, Siapa Nyana juga bisa disamakan dengan Sapa Ngana yang memiliki arti menyapa kalian yang sedang berduka. Dalam artian membantu dan memberikan dukungan serta solusi kepada keluarga yang ditinggalkan,” katanya.

Baca Juga: [Update Banjir Jakarta] Ketinggian Air di Bidara Cina Jatinegara Capai 3 Meter, 140 Jiwa Bermalam di Masjid

Yobih tidak saja menerima pesanan peti dari umat Kristiani, melainkan semua agama, mulai dari Budha, Konghucu, hingga orang-orang yang beragama Islam.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat