kievskiy.org

Epidemiolog Nilai Metode Vaksin Nusantara Tidak Logis untuk Kendalikan Pandemi Covid-19

Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono. /Instagram.com/@pandu.riono

PIKIRAN RAKYAT - Pandu Riono, epidemiolog dari Universitas Indonesia, menilai metode vaksin nusantara tidak logis jika ditujukan untuk mengendalikan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Gagasan vaksin nusantara dimunculkan oleh bekas Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, yang menyebut vaksin tersebut dibuat dengan metode lain dari biasanya.

Vaksin nusantara dibuat dengan cara mengambil sel dendritik dari tubuh pasien kemudian digabungkan dengan antigen SARS-Cov-2 lalu diinkubasi.

Setelah diinkubasi, sel tersebut kemudian diinjeksikan kembali ke dalam tubuh.

Baca Juga: Ingatkan Vaksin Sinovac Kedaluwarsa 12 Hari Lagi, Sultan B Najamudin: Jika Basi Akan Sia-sia

Baca Juga: Elon Musk Klaim Suntikan Vaksin Covid-19 Kedua Lebih Berbahaya dari yang Pertama

Terawan Agus Putranto menyebut, vaksin nusantara bisa menjadi solusi bagi pengidap penyakit komorbid, terutama kanker, yang diklaimnya tak bisa mendapatkan vaksin biasa.

Pandu Riono mengatakan, metode yang ditawarkan vaksin nusantara tidak praktis untuk diterapkan di Indonesia.

"Emang kita bisa bikin antigen virus? Itu harus diimpor. Terus, mau tiap orang diambil darahnya? Mungkin gak? Apa 180 juta orang yang mau divaksinasi harus diambil darahnya, siapa yang mau ambil darahnya?" ucapnya saat diwawancarai Pikiran-rakyat.com (PR) melalui sambungan telepon pada Sabtu, 13 Maret 2021.

"Laboratorium mana yang bisa memastikan setiap darah yang diambil tidak terkontaminasi dengan bakteri? Terus, kit antigennya dari mana? Itu mahal. Butuh keterampilan. Laboratoriumnya harus punya sertifikasi," tuturnya menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat