PIKIRAN RAKYAT - Pandu Riono, epidemiolog dari Universitas Indonesia, mengkritik anggota Komisi IX DPR yang bersikukuh mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk segera meloloskan uji klinis vaksin nusantara.
Vaksin nusantara merupakan gagasan yang dikembangkan oleh bekas Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto dan kawan-kawannya.
Vaksin nusantara dibuat dengan metode yang berbeda dari vaksin biasa.
Vaksin nusantara dibuat dengan cara mengambil sel dendritik dari pasien kemudian digabungkan dengan antigen SARS-Cov-2.
Baca Juga: Dua Mantan Pemain Persib 'Balik Bandung' Jelang Bergulirnya Piala Menpora 2021
Baca Juga: Raja Salman bin Abdulaziz Dituduh Menderita Alzheimer oleh Pembangkang Arab Saudi: Ingatannya Pendek
Setelahnya, racikan tersebut akan diinkubasi selama beberapa hari dan akhirnya diinjeksikan kembali ke tubuh.
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo, mengeluhkan BPOM yang dinilainya mempersulit tahapan uji klinis vaksin nusantara.
Padahal, katanya, hasil uji klinis tahap satu terbukti tidak ada efek samping serius yang dialami para relawan.
Pandu Riono mengatakan, anggota DPR tidak semestinya mendesak BPOM yang bertanggung jawab terhadap pengawasan pembuatan vaksin.