PIKIRAN RAKYAT – Guna bangun pabrik pupuk baru di Kawasan Industri Petrokimia, Teluk Bintuni, Papua Barat yang memproduksi pupuk urea, amonia, dan metanol, PT Pupuk Kalimantan Timur investasi senilai dua miliar dolar AS atau setara Rp35,9 triliun hingga lima tahun ke depan.
Direktur Utama (Dirut) Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menuturkan bahwa sejumlah hal pokok telah disepakati, tetapi detailnya harus didalami.
“Saat ini masih tahap awal, kita terus diskusi intensif dengan produsen gas dan Kementerian ESDM. Beberapa hal pokok sudah disepakati tapi detailnya harus didalami,” kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, Minggu, 21 Maret 2021.
Ia mengatakan bahwa persiapan lahan akan dilakukan pada 2022 untuk selanjutnya dilakukan rekonstruksi pabrik pada 2023. Jika sesuai rencana, maka pabrik tersebut bisa mulai beroperasi pada 2026.
Baca Juga: Paus Fransiskus Ajak Masyarakat Dunia Lawan Mafia Covid-19
Menurut Dirut Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi, Pupuk Kaltim akan memproduksi urea dan amonia di pabrik tersebut secara mandiri, sementara produksi metanol, masih dalam pertimbangan untuk kebutuhan mencari mitra.
“Bintuni sendiri kapasitas produksi metanol 1 juta ton, urea 1,1 juta ton,” tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa di Indonesia Timur, sektor pertanian masih belum berkembang. Akan tetap, wilayah tersebut memiliki potensi seperti food estate di Kalimantan, Merauke, hamparan pertanian yang cukup luas di Manokwari, dan lumbung pangan di Sulawesi.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com (PR) dari Antara, dengan adanya pasokan subsidi pupuk dari pemerintah, ia berharap hal tersebut menjadi peluang untuk pengembangan sektor pertanian di Kalimantan Timur.