kievskiy.org

Menteri PPPA Sebut Salah Diet hingga Ketimpangan Gender Bisa Jadi Penyebab Stunting pada Anak

Ilustrasi anak-anak, Menteri PPPA mengimbau seluruh keluarga di Indonesia untuk memerhatikan gizi anak agar dapat menekan angka stunting pada anak.
Ilustrasi anak-anak, Menteri PPPA mengimbau seluruh keluarga di Indonesia untuk memerhatikan gizi anak agar dapat menekan angka stunting pada anak. /Pixabay/Rapheal Nathaniel

PIKIRAN RAKYAT – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut 22,6 persen bayi yang lahir di Indonesia memiliki panjang tubuh kurang dari ukuran standar, yaitu sekitar 48 hingga 52 centimeter.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Nasional (Riskesdas) 2018, sekitar 37 persen anak berusia 23 bulan atau mendekati 1.000 hari memiliki tinggi badan tidak sesuai dengan usianya.

1.000 hari adalah rentang penting untuk melakukan intervensi stunting, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Selasa 23 Maret 2021.

Banyaknya bayi yang lahir dengan kondisi ukuran tinggi badan di bawah standar merupakan salah satu indikator tingginya angka stunting di Indonesia.

Baca Juga: Komplotan Pencuri Asal Lampung Incar Pikap di Jawa Barat

Baca Juga: Menpora: Bagi BWF, Indonesia adalah Negara Besar untuk Cabor Bulu Tangkis

Oleh sebab itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga meminta pendamping masyarakat desa untuk terus meningkatkan kegiatan edukasi guna mencegah kasus stunting.

Stunting adalah kekurangan gizi kronis yang mengganggu pertumbuhan anak sehingga tinggi badannya lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata anak seusianya.

“Saya berpesan kepada seluruh keluarga yang memiliki anak dengan kondisi stunting serta para pendamping desa untuk terus mendampingi dan mengedukasi masyarakat, khususnya para ibu terkait dampak stunting,” kata Bintang Puspayoga.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat