PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah terduga teroris berhasil ditangkap Densus 88, usai aksi bom bunuh diri yang dilancarkan di depan Gereja Katedral Makassar beberapa waktu yang lalu.
Hingga saat ini Kapolri menyebut ada 23 terduga teroris yang sudah di amankan di tempat berbeda. Namun aksi yang cukup beruntun ini menjadi ancaman yang harus diwaspadai bukan hanya cukup sosialisasi.
Terlebih menyusul aksi teror yang terus terjadi di Tanah Air beberapa tahun terakhir hingga kini, kritik keras pun ditujukan ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Pasalnya otoritas yang satu ini tidak bisa lagi bermain-main atau hanya mensosialisasikan tentang bahaya terorisme. Namun diperlukan aksi nyata dan hal ini jadi harapan besar bersama kepada BNPT.
Baca Juga: Raffi Ahmad Akuisisi Cilegon United, Suporter Kecewa Logo dan Kandang Berubah
Baca Juga: Punya Permintaan Khusus untuk Rancangan Baju Akad Nikah, Aurel Hermansyah Bakal Pakai Kerudung?
Hal itu disampaikan dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk ‘Lawan Geliat Radikal-Terorisme di Tanah Air’, Kamis 1 April 2021. Dalam kesempatan itu turut hadir sebagai pembicara yakni, anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha, Anggota Komisi III Dipo Nusantara Pua Upa (hadir virtual).
Kemudian mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, dan pengamat intelijen-terorisme Ridwan Habib.
Dipo sebagai anggota Komisi III DPR menyatakan sudah bicara keras soal terorisme kepada BNPT. Namun kunjungan BNPT ke daerah-daerah, dinilai hanya sekadar kunjungan biasa yang tidak ada tindakan nyata seperti diharapkan.
Baca Juga: Selain Curi Minyak di Suriah, AS Dilaporkan Selundupkan Puluhan Ton Gandum ke Irak