PIKIRAN RAKYAT - Semakin banyak masyarakat yang terdeteksi positif Covid-19, padahal sudah mengikuti program vaksinasi. Apa kata epidemiolog mengenai hal ini?
Vaksinasi bukan akhir dari perjalanan virus. Vaksinasi hanya melindungi tubuh dari efek virus yang lebih berbahaya. Itu sebabnya, kasus positif Covid-19 setelah mendapatkan vaksinasi masih bisa terjadi.
"Analoginya, vaksinasi itu seperti orang pakai seat belt di mobil. Penggunaannya tidak mencegah kecelakaan, tapi kalau pun kecelakaan efeknya tidak akan seberat ketika tidak mengenakan seat belt," tutur pakar epidemiologi klinis dari Departemen Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Dr Bony Wiem Lestari, ketika dihubungi "PR", Minggu 18 April 2021 petang.
Seluruh uji coba vaksin yang dilakukan saat ini, disebutkan Bony, tidak ada satu pun yang fungsinya untuk mencegah transmisi.
Baca Juga: Bio Farma akan ‘Racik’ 6 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin CoronaVac yang Baru Mendarat di Indonesia
Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat
Sehingga, ketika seseorang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 bahkan sebanyak dua kali, perilaku 3M dan setiap protokol kesehatan harus tetap dijaga.
Apalagi, sistem kekebalan kelompok (herd immunity) di Indonesia saat ini belum terbentuk. Untuk mendapatkan herd immunity, vaksinasi masyarakat harus sudah mencapai lebih dari 80 persen. Saat ini, angka vaksinasi bahkan belum mencapai 10 persen.