kievskiy.org

RI Serius Kerja Sama dengan Australia Bangun Indonesia Timur

ASSSITEN Deputi Urusan Kerjasama Asia Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby C. Siagian bersama beberapa narasumber saat memberikan pemaparan mengenai keseriusan kerjasama antara Indonesia, Australia, dan Timor Leste di Hotel Phoenix, Yogyakarta, Jumat (2/10/2015). RI serius kerjasama dengan dua negara tetangga utk membangun wilayah Indonesia Timur.*
ASSSITEN Deputi Urusan Kerjasama Asia Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby C. Siagian bersama beberapa narasumber saat memberikan pemaparan mengenai keseriusan kerjasama antara Indonesia, Australia, dan Timor Leste di Hotel Phoenix, Yogyakarta, Jumat (2/10/2015). RI serius kerjasama dengan dua negara tetangga utk membangun wilayah Indonesia Timur.*

YOGYAKARTA,(PRLM).- Berdasarkan kesepakatan dari tiga pemimpin negara, Indonesia, Australia, dan Timor Leste pada 2012 di Bali dan dilanjutkan oleh komitmen Menteri Luar Negeri tiga negara pada 2013 di New York, RI serius membuka kerjasama dengan Australia dan Timor Leste untuk membangun wilayah Indonesia Timur. "Kami ini fokus pada kerjasama ekonomi, pariwisata, infrastruktur, dan telekomunikasi. Membanguan kerjasama tiga negara ini memang bertahap dan banyak beberapa kendala namun tiga negara menunjukan minta untuk melakukan kerjasama di beberapa bidang berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Universitas Charles Darwin, Australia," kata Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri, Edi Yusup usai acara Sosialisasi Kerjasama Trilateral Indonesia-Australia-Timor Leste di Hotel Phoenix, Yogyakarta, Jumat (2/10/2015). Edi menuturkan sebelumnya dua negara ini dengan RI sudah kerjasama yang kondisinya relatif stabil meski dengan Australia terjadi pasang surut kerjasama namun dari data menunjukan dari sisi kerjasama perdagangan dengan Australia relatif stabil. "Perdagangan dengan Australia rangking 11 sebesar 10 miliar dolar US. Dari sektor pariwisata, turis Autralia yang datang ke Indonesia juga relatif banyak. Bahkan, Desember manti, menteri perdagangan Australia akan datang denganbawa 250 pengusaha utk membuka peluang investasi di Indonesia," tuturnya. Sedangkan, bagi Timur Leste, kata Edi, banyak proyek di Timor Leste yang digarap oleh BUMN Indonesia. Beberapa kondisi ini lah yang melatarbelakangi perlu kerjasama serius yang lebih terarah. " Bagi kami jika kerjasama ini berjalan dan berhasil, efek pertama yang akan terjadi adalah pembangunan di wilayah Indonesia Timur sehingga pembangunan Indonesia Timur tidak hanya menunggu dari bantuan pemerintah pusat. Tapi pembangunan didorong dari sektor wisata," ujarnya. Sementara itu, Asisten Deputi Urusan Kerjasama Ekonomi Asia, Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby C. Siagian mengatakan beberapa wujud nyata yang bisa dilakukan adalah membuka konektivitas antara tiga negara ini dengan membuka akses transportasi. Saat ini, kementerian sedang memfasilitasi dan mendorong beberapa maskapai RI untuk membuka akses antara Dili, Kupang, dan Darwin. "Sektor lain dari hasil studi Charles Darwin University misalnya di Darwjn masih kekurangan tenaga kerja. nah, kita bisa membuka akses ini, tenaga kerja bisa dari Kupang atau Dili. Tinggal apa saja regulasi disana," ucapnya. Dari sektor ekonomi, kata dia, kementerian sedang proses mendorong kamar dagang (Kadin) pusat dan beberapa daerah untuk mau melakukan kerjasama perdagangan dengan Australia dan Timor Leste. Namun, memang dari kadin kita masih kurang minta karena memang potensi perdagangan yang ada di Timor Leste dianggap kurang menjanjikan, tapi pihaknya terus mendorong. "Memang ada beberapa kendala dari sektor ekonomi karena disparitas tingkat ekonomi dari tiga negara. Dikhawatirkan Australia lari duluan karena dari sisi tingkatan ekonomi tidak sama. Tapi, hingga kini Australia menunjukan mintanya dan semangatanya untuk ikut dalam kerjasama ini," tuturnya. Dengan kerjasama trilateral, kata dia, bisa menggugah pembangunan di wilayah timur. Pentingnya kerjasama ini dapat membuat langkah pendekatan yang akan mendukung pihak swatsa berkembang pesat sehingga perekonomian bergairah dan tujuannya pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. "Selain itu, juga memperkuat implementasi rencana kerja pertumbuhan subregion yang efektif," ucapnya. (Wilujeng Kharisma/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat