kievskiy.org

Yenny Wahid Bongkar 'Borok' Garuda Indonesia, Utang Naik Rp1 Triliun per Bulan Hingga Kesalahan Beli Pesawat

Ilustrasi. Pesawat Garuda Indonesia. Yenny Wahid mengungkapkan sejumlah hal yang menjadi kendala Garuda Indonesia untuk bangkit.
Ilustrasi. Pesawat Garuda Indonesia. Yenny Wahid mengungkapkan sejumlah hal yang menjadi kendala Garuda Indonesia untuk bangkit. /Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Yenny Wahid memutuskan mengundurkan diri sebagai Komisaris Independen Garuda Indonesia per Jumat, 13 Agustus 2021 kemarin. Ia mengundurkan diri setelah menjabat selama hampir dua tahun.

Pendapatan Garuda Indonesia yang terus merosot selama pademi Covid-19 disebut jadi alasan Yenny Wahid mengundurkan diri. Bukan hanya itu, putri kedua Gus Dur ini ingin meringankan krisis keuangan maskapai pelat merah itu.

Yenny Wahid berharap keputusannya untuk mundur dari jabatan komisaris independen Garuda Indonesia bisa menjadi langkah yang tepat, dalam mengamankan anggaran.

Pada sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Yenny Wahid Official, Yenny mengungkap permasalahan yang selama ini diemban oleh Garuda Indonesia, hingga hampir kolaps.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Kembali Tantang Haters, Petisi Pencekalannya Tembus 100.000 Tanda Tangan

Utang yang dimiliki maskapai pelat merah tersebut semakin meningkat setiap bulannya. Bahkan ada beberapa faktor lain yang menyebabkan utang tersebut tak kunjung selesai, dan justru memperberat masalah.

"Sejak pandemi, utang Garuda Indonesia bertambah lagi, setiap bulannya ada penambahan Rp1 triliun. Bahkan setiap bulan pendapatan Garuda selalu menurun," ujar Yenny.

Jumlah pendapatan yang didapat Garuda Indonesia disebut tak cukup untuk memenuhi sejumlah kebutuhan pokok pihak maskapai penerbangan.

"Pada Mei 2021 pendapatan Garuda Indonesia minus 67 juta dolar AS, meski mencatatkan pendapatkan 56 juta dolar AS, namun pada saat yang bersamaan Garuda harus membayar biaya sewa pesawat 56 juta dolar AS, biaya perawatan 20 juta dolar AS, biaya aftur 20 juta dolar AS, dan biaya pegawai sebesar 20 juta dolar AS," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat