kievskiy.org

Di Ambang Kebangkrutan, Serikat Karyawan Minta Erick Tohir Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat karyawan Garuda Indonesia berharap kepada Menteri BUMN Erick Thohir agar bisa menyelamatkan Garuda Indonesia dari ambang kebangkrutan.
Serikat karyawan Garuda Indonesia berharap kepada Menteri BUMN Erick Thohir agar bisa menyelamatkan Garuda Indonesia dari ambang kebangkrutan. /Instagram garuda indonesia

PIKIRAN RAKYAT - Kondisi pandemi Covid-19 berdampak pada semua lini kehidupan, mulai dari mengancam kesehatan sampai sektor ekonomi yang semakin merosot.

Hal ini juga yang tengah dirasakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, untuk itu Serikat karyawan Garuda menyampaikan permohonan kepada Menteri BUMN Erick Thohir agar menyelamatkan Garuda Indonesia dari kesulitan keuangan.

Bahkan sebelumnya, Serikat Bersama (Sekber) PT Garuda Indonesia mengirimkan surat berisi permohonan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyelamatkan maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia dari ambang kebangkrutan.

"Dapat kami sampaikan bahwa kondisi flag carrier Garuda Indonesia saat ini berada di ambang kebangkrutan akibat dampak pandemi Covid-19, dimana kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasional," kata pihak Sekber PT Garuda Indonesia dalam suratnya.

Baca Juga: Sang 'Presiden' Dukung TNI Turunkan Baliho Tak Etis, Sujiwo Tejo: Kasihkan ke PKL

Sekber PT Garuda Indonesia menilai, selain dampak dari pandemi Covid-19, adanya beban masa lalu terkait pengadaan pesawat dan mesin yang dilakukan oleh direksi di masa lalu.

Kemudian, adanya dampak dari tidak terkelola maksimal beberapa potensi lini bisnis di antaranya, captive market corporate account atau semua perjalanan dinas instansi pengguna APBN dan Non APBN, lini bisnis kargo, dan lini bisnis charter.

Sementara itu, dalam permohonannya kepada Menteri BUMN Erick Tohir, Koordinator Sekretariat Bersama (Sekber) Garuda Indonesia Bersatu Tomy Tampatty mengatakan, saat ini ada dua permasalahan utama Garuda Indonesia yang harus menjadi perhatian pengambil keputusan.

"Yang pertama permasalahan keuangan terutama utang yang cukup besar, ditambah lagi dengan menurunnya kinerja operasional akibat dari dampak Covid-19," kata Tomy dalam keterangan tertulis, Selasa, 10 Agustus 2021.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat