kievskiy.org

Arsitek Global: Jakarta Adalah Tempat dengan Desain Terburuk di Bumi

Gedung bertingkat dari kawasan Setiabudi, Jakarta.
Gedung bertingkat dari kawasan Setiabudi, Jakarta. /Antara Foto/Aprillio Akbar ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah situs arsitek global memasukkan ibu kota Indonesia, Jakarta dalam daftar kawasan dengan perencanaan tata kota paling buruk di dunia. Tak tanggung-tanggung, DKI berada di posisi pertama dalam pengukuran yang dilakukan oleh situs bernama Rethinking The Future itu.

Ini berarti di mata dunia, Jakarta menjadi juara dalam hal desain kota terburuk saat ini. Adapun beberapa faktor yang menempatkan Jakarta di posisi paling atas lantaran polusi dan ancaman masa depan yang masih mengintai.

Volume kendaraan tinggi tak ayal menyebabkan pencemaran udara kian parah.

Baca Juga: Raffi Ahmad Temui Bos Fenerbahce Sebelum RANS Cilegon FC Jalani Laga Persahabatan di Turki

Ini seperti efek domino yang jika terjadi terus menerus dapat mempengaruhi perubahan iklim sehingga permukaan air laut naik menenggelamkan ibu kota.

“Sebuah ibu kota yang sangat padat yang tersedak asap dan tenggelam dalam air yang tercemar, Jakarta dikatakan sebagai tempat dengan desain terburuk di Bumi,” katanya, dikutip dari situs Rethinking The Future, Selasa, 24 Agustus 2021.

Mereka kemudian menambahkan bahwa keadaan tersebut telah membuat Jakarta mempunyai kualitas hidup yang buruk.

Baca Juga: Kunjungan Kerja Bareng ke Kaltim, Jokowi dan Prabowo Trending Topic Twitter

“Intervensi perencanaan selama beberapa dekade telah membawa kota ke keadaan ini di mana kecelakaan infrastruktur menyoroti kualitas hidup yang buruk di sini,” katanya.

Tak henti di situ, situs Rethinking The Future juga menyoroti pembangunan di Jakarta yang tidak terencana dengan baik sehingga menimbulkan masalah berkepanjangan.

Ruang hijau di Jakarta juga disebut belum memadai dan belum berfungsi sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Polisi Kaji Sanksi Tilang Bagi Pelanggar Ganjil Genap di Jakarta

Selain itu, mereka juga menyebut Jakarta sebagai kota dengan kemacetan lalu lintas yang sangat ekstrem.

“Ruang hijau dan terbuka yang tidak memadai, kemacetan lalu lintas yang ekstrem, dan perluasan kota yang tidak terencana bersama-sama berkontribusi pada situasi ini,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat