kievskiy.org

Kontra Narasi Fadli Zon Soal Densus 88, Henry Subiakto Singgung Bom Bunuh Diri di Masjid Afghanistan

Pemandangan menunjukkan sebuah masjid setelah ledakan, di Kunduz, Afghanistan 8 Oktober 2021.
Pemandangan menunjukkan sebuah masjid setelah ledakan, di Kunduz, Afghanistan 8 Oktober 2021. /REUTERS/Stringer

PIKIRAN RAKYAT - Insiden ledakan bom bunuh di masjid di Afghanistan pada Jumat, 8 Oktober 2021, kemarin, dilaporkan telah menelan korban jiwa hingga 46 orang dan 140 lainnya luka-luka.

Bom bunuh di tersebut terjadi saat umat Muslim sedang menunaikan ibadah salat Jumat.

Kejadian tersebut terjadi di Masjid Syiah di provinsi Kunduz, Afghanistan.

Menanggapi insiden mematikan tersebut, Guru Besar Fisip Uniar, Henry Subiakto, mengatakan bahwa Indonesia patut bersyukur karena masih punya tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri (Densus 88) untuk mencegah hal serupa yang terjadi di Afghanistan.

Baca Juga: Identitasnya Sebagai Anak Pemilik Masjid dan Resort Terungkap, Raja Justru dapat Peringatan dari Sang Ayah

Menurutnya, adanya bom bunuh diri sampai bisa masuk ke dalam masjid adalah bukti jika suatu negara dalam kondisi lemah terlebih, Afghanistan baru saja jatuh ke tangan Taliban.

Ditambah, kata dia, kaum radikal merajalela yang tak segan menyerang hingga membunuh targetnya, termasuk jika harus dilakukan di tempat ibadah.

Tangkapan layar cuitan Henry Subiakto.
Tangkapan layar cuitan Henry Subiakto.

"Bom bunuh diri di masjid Afghanistan pd hari Jumat kemarin ini membunuh 46 orang, lukai 140 lainnya. Inilah keadaan jika negara lemah, kaum radikal merajalela slg serang & bunuh tmsk di tempat ibadah," kata Henry Subiakto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat