PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Agama menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Besar Keagamaan Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pedoman itu melarang pawai atau arak-arakan dalam hari besar keagamaan seperti Natal, Maulid Nabi Saw dan lainnya.
Pedoman ini tertuang dalam Surat Edaran Menteri Agama No SE 29 tahun 2021 dan ditandatangani pada 7 Oktober 2021.
Gus Yaqut menyebut, pedoman ini disusun untuk menciptakan rasa aman dan nyaman yang menyelenggarakan hari keagamaan pada masa Covid-19.
Baca Juga: Akui Jual Barang Miliaran, Soimah Jawab Kabar Kesulitan Ekonomi: yang Dicari Itu Apa
“Pedoman kami terbitkan dalam rangka mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Saw, Natal, dan hari besar keagamaan lainnya pada masa pandemi Covid-19,” ujar Menag Gus Yaqut di Jakarta, dikutip dari laman resmi Kemenag.
Ia menyampaikan pedoman penyelenggaraan disusun dengan memperhatikan kondisi atau status daerah dalam konteks pandemi Covid-19. Untuk daerah level 2 dan level 1 misalnya, peringatan hari besar keagamaan bisa dilaksankaan tatap muka, tapi dengan mematuhi protokol kesehatan secara ketat.
“Untuk daerah level 4 dan level 3, peringatan hari besar keagamaan dianjurkan dilaksanakan secara virtual atau daring,” kata Gus Yaqut.
Penyelenggara kegiatan, lanjut Menag, dianjurkan menyediakan QR Code PeduliLindungi. Peserta yang hadir juga dianjurkan menggunakan aplikasi PeduliLindungi di rumah ibadat dan tempat lain yang digunakan untuk menggelar Peringatan Hari Besar Keagamaan.
Baca Juga: Tak Mau Asal 'Nyebur', Sule Bongkar Kemungkinannya Masuk Dunia Politik: Saya Mimpin Negara...
“Dilarang untuk melakukan pawai atau arak-arakan dalam rangka Peringatan Hari Besar Keagamaan yang melibatkan jumlah peserta dalam skala besar,” katanya