kievskiy.org

Sri Sultan Minta Maaf Kepada Abdi Dalem

Para abdi dalem sungkem kepada Sri Sultan.
Para abdi dalem sungkem kepada Sri Sultan.

YOGYAKARTA,(PR).- Raja tidak pernah salah, adagium tersebut sepertinya tidak berlaku bagi Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sebagai raja di era demokrasi, putra kakung dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX tersebut keluar dari pakem kerajaan

Sri Sultan menunjukkan sikap rendah hati dengan memosisikan sebagai manusia biasa yang tidak beda secara hakikat dengan abdi dalem Kraton, yang sehari-hari bertugas di kerajaan dan lokasi strategis milik kerajaan tersebut. Sang raja juga menunjukkan sikap egaliternya dengan mengizinkan para abdi dalem menghadap sambil berjalan tegak dan menyalaminya sambil berdiri sebagaimana ditunjukkan dalam syawalan bersama abdi dalem Kraton Ngayogyakartan dan Kadipaten Paku Alam di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Kamis 20 Juli 2017. 

Dengan baju batik dan celana gelap, Sri Sultan mengikuti semua prosesi syawalan yang dikemas dalam nuansa Jawa. Namun, Gubernur DIY tersebut tidak didampingi oleh Wakil Gubernur DIY/Adipati Paku Alam KGPAA Paku Alam X karena yang bersangkutan sedang sakit.

Semua abdi dalem yang hadir dalam syawalan berpakaian tradisional kraton dan bahasa Jawa sebagai pengantar perhelatan tersebut. Saat tiba waktunya Sri Sultan menyampaikan petuah, sang raja kelahiran Yogyakarta 2 April 1946  menyampaikan pesan-pesannya dalam bahasa Jawa.

Ketika sampai pada ucapan selamat Idul Fitri 1438 H/2017 M, Sri Sultan menyampaian permohonan maaf kepada ribuan abdi dalem yang hadir.

Sugeng Riyadi ing sasi Syawal 1438 Hijirah, minan aidzin walfaizin. Ingsun mundut pangapura yen ana klera kleru tumandok lan tumindah anggon ingsun ngesuhi para abda dalem (Selamat Idul Fitri 1438 Hijriyah, minal aidzin walfaizin. Saya minta maaf apabila ada kekeliruan dalam ucapan dan tindakan selama saya melayani/memimpin para abdi dalem),” kata Sri Sultan.

Saat mengucapkan permohonan maaf tersebut, Sri Sultan mengajak kepada abdi dalem agar hidup sehari-hari dalam bingkai nilai-nilai kebangsaan yang berdasarkan ideologi Pancasila. “Sebagai abdi dalem harus waspada, jangan sampai tertarik dan mengikuti ideologi selain Pancasila,” kata dia.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat