kievskiy.org

Ironi, KPK Sebut 86 Persen Maling Uang Rakyat Alumni Perguruan Tinggi Bahkan di Atas S-1

Ilustrasi lulusan perguruan tinggi.
Ilustrasi lulusan perguruan tinggi. /Pixabay/mohamad_hassan

PIKIRAN RAKYAT - Pejabat maling uang rakyat semakin banyak terjadi di hampir instansi pemerintah, mulai dari bupati, wali kota, Gubernur, sampai pejabat tinggi sekelas Menteri.

Ironisnya, hal ini dilakukan oleh kalangan yang berpendidikan perguruan tinggi. Hal itu juga diungkap Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron.

Ghufron menyebutkan sebanyak 86 persen maling uang rakyat, yang ditangkap lembaga antirasuah itu, berasal dari alumni perguruan tinggi, bahkan di atas S-1.

Hal ini disampaikan Nurul Ghufron, dalam kuliah umum bertema Membangun Integritas Bangsa di Pendidikan sebagai Bagian dari Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa yang digelar secara luring terbatas dan daring di Universitas Jember (Unej), Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat, 22 Oktober 2021.

Baca Juga: Said Aqil Siradj Tertawakan Gus Miftah: Ulama Bukan sih?

“Ada data yang menunjukkan 86 persen koruptor yang ditangkap KPK adalah lulusan perguruan tinggi, tentu itu ironis sekali,” kata Ghufron.

Selain itu, dia menegaskan kembali pentingnya menjaga integritas dan muruah dunia pendidikan, termasuk kampus sebagai lembaga yang mencetak intelektual. Jika dunia pendidikan gagal mencetak lulusan yang berintegritas, potensi tindak pidana maling uang rakyat, akan terus muncul.

Oleh karena itu, lanjut dia, perguruan tinggi wajib mencetak lulusan yang berintegritas. Untuk membentuk jiwa integritas tersebut, dapat dicapai dengan tiga langkah, yakni memperbaiki tata nilai, tata kelola, dan tata kesejahteraan.

Baca Juga: Telat Bayar Pinjol, Korban: Foto Saya Diedit dengan Konten Asusila dan Disebar ke Seluruh Kontak

“Pada sisi tata nilai, dunia pendidikan sangat berperan. Nilai-nilai kejujuran harus diajarkan sedari dini kepada anak didik,” kata mantan Dekan Fakultas Hukum Unej itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat