kievskiy.org

Begini Cara Jokowi Ajak Anak Indonesia Menikmati Permainan Tradisional

PRESIDEN RI Joko Widodo (Jokowi) turut mencoba ragam permainan anak-anak dalam cara bertajuk #JamMainKita yang digelar di stana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 4 Mei 2018. Ia bermain didampingi oleh Ibu Negara Iriana.

Selain itu, turut bermain juga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Idrus Marham serta Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Mereka tak malu-malu bermain bersama anak-anak dan para aktivis hak anak yang hadir dalam acara tersebut.

Saat berinteraksi dengan anak-anak yang hadir di istana, Jokowi menekankan agar mereka giat belajar, beribadah dan berolah raga. Selain itu, ia menekankan pula kepada mereka agar tidak melupakan waktu bermain di luar pada sore hari.  "Jangan lupa anak-anak, kalau ada waktu sore, harus bermain di luar. Jangan main HP terus," ujar Jokowi.

Bagi Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi, keberadaan gawai saat ini telah merubah pola bermain anak menjadi lebih individual. Berbeda dengan pola-pola permainan tradisional seperti egrang dan engklek, misalnya, yang lebih banyak interaksi dengan sesama. 

Ada semacam kekhawatiran dari Seto bila ragam permainan digital di gawai akan membuat permainan tradisional semakin terlupakan. "Padahal kita tahu, banyak permainan tradisional sangat banyak manfaatnya untuk mengembangkan kepribadian anak-anak," katanya

Seto mengungkapkan pikirannya itu ketika tengah berlangsung acara bertajuk #JamMainKita. Acara yang diinisiasi oleh LPAI itu menyuguhkan ragam permainan anak tradisional. Permainan seperti engklek, egrang, gobak sodor, lompat tali dan ulur ban itu semuanya didemonstrasikan di taman Istana Kepresidenan.  

Melalui acara tersebut, Seto mengatakan, ingin mengupayakan agar permainan anak tradisional tidak tergerus di tengah-tengah perkembangan gawai. Bahkan, di hadapan Presiden Joko Widodo, ia sempat menyinggung supaya permainan tradisional bisa dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. 

"Ini mudah-mudahan tidak hanya seremonial belaka, tapi bisa dilanjutkan dengan berbagai kebijakan lain. Ada bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir, siapa tahu ada kurikulum yang mewajibkan anak-anak bisa kembali bermain permainan tradisional. Minimal seminggu sekali," kata Seto.

Banyak kelebihan

Menurut Seto, permainan anak tradisional memiliki beberapa kelebihan. Pertama sekali, ia sering dilakukan di luar ruangan. Kedua, pola permainannya seringkali berkelompok sehingga membuat anak banyak berinteraksi. Hal itu dianggap berdampak positif bagi perkembangan kepribadian anak. 

"Mereka belajar bekerjasama, menghargai temannya, menghargai perbedaan, belajar untuk kompak, bersatu walaupun saling berbeda dan itu sangat baik untuk anak-anak bangsa Indonesia," ujarnya.

Anak-anak tingkat SD sampai SMP kemarin memenuhi tanah Istana Presiden tersebut. Mereka berkesempatan bermain-main di Istana Presiden sambil mencoba ragam permainan tradisional. Kurang lebih dua jam sejak pukul 16.00 anak-anak itu berkesempatan bermain permainan tradisional di taman istana. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat