kievskiy.org

Jaga Kelestarian Maritim, Pemerintah Berkomitmen Mencegah Tumpahan Minyak di Laut

MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sambutan saat pembukaan Simposium Internasional Lingkungan Kelautan di Jakarta, Rabu 28 November 2018. Kegiatan tersebut mengangkat tema Mendukung Kelestarian Laut Indonesia Menjunjung Martabat Bangsa.*
MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan sambutan saat pembukaan Simposium Internasional Lingkungan Kelautan di Jakarta, Rabu 28 November 2018. Kegiatan tersebut mengangkat tema Mendukung Kelestarian Laut Indonesia Menjunjung Martabat Bangsa.*

JAKARTA, (PR).- Kementrian Perhubungan berkomitmen untuk mencegah terjadinya tumpahan minyak dan bergerak cepat menyelesaikan berbagai persoalan di laut. Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, kedua hal tersebut merupakan bentuk upaya pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan maritim dan meningkatkan keselamatan.

"Kami juga terus menggugah kesadaran bersama dan memunculkan solusi penanggulangan minyak di laut,” kata Budi di sela-sela pembukaan Simposium Internasional Lingkungan Kelautan di Jakarta, Rabu 28 Nobember 2018.

Simposium itu diselenggarakan Slickbar Indonesia dan Universitas Balikpapan. Menurut Menhub, pihaknya juga melakukan inisiasi dan konvensi International Maritime Organization (IMO) sejak tahun 2000-an, dengan mematuhi peraturan yang ada.

Ia mengaku tumpahan minyak memang tidak bisa diprediksi apakah akan dapat benar-benar tak terjadi lagi atau tidak. Oleh karena itu, kesiapsiagaan telah dilakukan.

Ketua Panitia Penyelenggara Simposium Bayu Satya menyampaikan, kejadian tumpahan minyak di Teluk Balikpapan menjadi studi kasus yang menarik dibahas dalam sebuah simposium edukatif, sebagai sarana pembelajaran anak bangsa di masa depan.

“Perairan Indonesia masih rentan dalam hal pencemaran termasuk pencemaran tumpahan minyak. Kasus tumpahan minyak banyak terjadi di wilayah perairan, terutama pelabuhan laut maupun di sekitar areal eksplorasi tambang minyak,” ujar Bayu.

Pelatihan

Untuk itu pihaknya juga mengajak agar masyarakat menyadari bahaya dari tumpahan minyak dan mengatasinya. Seperti diketahui Ditjen Perhubungan Laut melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), selalu melakukan pelatihan setiap tahunnya terkait penanganan tumpahan minyak di laut.

Penanganan tersebut juga dilakukan Indonesia bersama negara lain seperti Filipina, Jepang, dan lainnya, dalam pelatihan regional dua tahun sekali. Tahun depan gelarannya akan dilaksanakan di Filipina. 

Simposium ini mengambil peristiwa tumpahan minyak di Balikpapan yang terjadi pada hari Sabtu, 31 Maret 2018 lalu, sebagai pembahasan utama. Dimana pipa bawah laut milik Pertamina Refinary Unit V, yang berdiameter 20 inci dengan ketebalan 12 milimeter di kedalaman 25 meter, dilaporkan patah dan bergeser hingga 120 meter dari posisi awal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat